Rabu, 16 Mei 2012

Memperbaharui Niat




Niat adalah sesuatu yang mendorong setiap orang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.

Niat merupakan motivator bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu agar ia mendapatkan sesuatu. Misalnya, seorang suami yang bekerja dengan tujuan ingin mendapatkan uang agar bisa menafkahi anak dan istrinya. Atau, seorang Muslim yang melaksanakan shalat dengan tujuan ingin menjadi hamba Allah yang taat.

Setiap Muslim seharusnya menyadari bahwa setiap hal yang dilakukannya bisa bernilai ibadah di hadapan Allah, asalkan aktivitas itu tidak melanggar syariat dan niatnya karena Allah. Apa pun yang dilakukannya, apa pun yang dikatakannya, hendaknya karena Allah semata. Saat ia beribadah, saat ia bekerja, atau ketika ia berbicara, hatinya harus bersih dan niatnya harus lurus. Hilangkan semua motivasi duniawi yang menunggangi niat kita kala beramal.

" Sesungguhnya segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya."  (HR Bukhari - Muslim)

Rasulullah saw dalam hadist tersebut menegaskan bahwa suatu amal atau aktivitas ibadah akan bernilai di hadapan Allah sangat bergantung kepada niat. Jika niatnya benar dan cara melakukannya benar maka akan bernilai ibadah. Akan tetapi, meskipun caranya benar, namun niatnya tidak benar maka akan sia - sia belaka, karena kurang bernilai di hadapan Allah.

Allah SWT berfirman,
 "Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS al-An'am [6] : 162). Janji kita kepada Allah itu, kita ucapkan minimal 17 kali dalam shalat setiap hari sebagai langkah kongkret kita untuk memperbaharui niat. Namun kenyataannya, niat kita acapkali berbelok karena ditunggangi nafsu syahwat dan godaan syetan.

Niat mudah berubah karena niat itu letaknya dihati, sementara hati itu sangat halus dan rentan terhadap pengaruh-pengaruh, baik dari pengaruh hawa-nafsu maupun pengaruh dari luar (bisikan manis setan) dan feedback perbuatan itu sendiri.
Dan rusaknyapun bisa dari awal, ditengah, maupun diakhir. 
Oleh karena itu “Memperbaharui (tajdidun) Niat” itu perlu dilakukan setiap saat, apalagi dalam kerangka beribadah kepada Allah SWT.

Karenanya teruslah perbaharui niat kita, karena boleh jadi saat pertama kita menapaki jalan ini niat kita murni hanya untuk Allah, tapi siapakah  yang mampu memberikan garansi bahwa niat ini akan terus murni hingga akhir, tanpa satupun nafsu dunia yang melingkupi?
untuk itulah, kita perlu memperbaharui niat…
jangan sampai perjuangan ini terkotori niat-niat yang hanya bersifat semu semata, terkekang dalam fatamorhana dunia. merana dalam amal dan perbaikan, terjebak dalam kenistaan yang nyata… maka, perbaharuilah niat kita teruslah perbaharui niat…teruslah perbaharui niat…dan teruslah perbaharui niat…

tentu kita masih ingat bahwa niatlah penentu suatu amalan. jika niat bersih dan murni maka hasilnya pun akan berbanding lurus dengan niatan kita tersebut…

“Jadikan kami hamba-hamba-Mu yang senantiasa memperbaharui niat dan rasa syukur kepada-Mu… agar cinta dihati kami… terisi penuh oleh-MU… kemudian melahirkan ucapan yang membeningkan… serta perbuatan yang bisa memberikan cahaya…”  Aamiin ya Rabbal alamin….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar