Rabu, 04 November 2009
Pasar Kurma Terbesar di Arab Saudi
Kurma dan air zam-zam selalu identik dengan oleh-oleh ibadah haji. Kurma yang paling terkenal adalah kurma Madinah. Selain karena bentuknya lebih besar, daging buahnya kenyal dan kering, menambah atribut rasa manis kurma Madinah. Seperti namanya, kurma ini memang berasal dari Madinah, kota produsen kurma terbesar di Arab Saudi.
Hampir bisa dipastikan, setiap jamaah haji dari segala penjuru dunia yang bertandang ke Tanah Suci, akan menjinjing buah cokelat kehitam-hitaman ini sebagai salah satu oleh-oleh mereka.Tak sulit mendapatkan kurma Madinah. Saat berada di Madinah, pergi saja ke Pasar Kurma (Madinah Dates Market ). Letak pasar ini tepat di pusat kota, arah selatan Masjid Nabawi. Hanya berjarak sekitar setengah kilometer dari masjid para nabi, Pasar Kurma berada di kawasan bernama Qurban.
Dari Masjid Nabawi, Anda cukup berjalan ke arah Kubah Hijau dari arah Baqi. Bila wajah Anda sudah menghadap ke arah Kubah Hijau dan membelakangi Baqi, berjalanlah lurus ke depan. Tak berapa lama, Anda akan melihat Pasar Kurma di sisi sebelah kanan. Pasar ini cukup luas dengan outlet-outlet kurma berjajar. Dijamin tak kesulitan menemukan pasar ini.
Pasar Kurma Madinah yang dibangun pada 1982 oleh Pemerintah Arab Saudi, buka mulai pukul 08.00 sampai pukul 22.00 waktu setempat. Anda bisa membeli aneka kurma di sini, baik kurma murni maupun olahan. Ada puluhan jenis. Sebut saja cokelat isi kurma, kurma isi kacang, kismis, biskuit selai kurma, dan tentunya (buah) kurma Madinah yang terkenal.
Layaknya di pasar-pasar tradisional, para pedagang Pasar Kurma Madinah juga bersaing dalam urusan memberikan harga kepada para calon pembeli. Kejelian memilih aneka jajanan kurma dan kemahiran menawar harga menjadi kunci utama bertransaksi di pasar ini. Tak jarang ada cerita seorang pembeli mendapatkan kurma dengan harga lebih murah dibandingkan pembeli lainnya. Padahal, jumlah makanan dan tempat membelinya sama.
Khusus untuk kurma Madinah, setidaknya ada tiga klasifikasi yang sudah dikenal, yaitu Ajwa, Ambhar, dan Safawi. Kurma Ajwa adalah kurma yang paling diminati. Tak heran, kurma jenis inilah yang paling banyak terdapat di Pasar Kurma.
Bukan rasa ataupun bentuk yang menjadikan Kurma Ajwa diincar para pembeli, melainkan sebuah hadis Rasulullah SAW yang berbunyi: ””Barang siapa di waktu pagi makan tujuh butir Kurma Ajwa, pada hari itu ia tidak akan kena racun maupun sihir.””Hadis yang terdapat dalam kumpulan Shahih Bukhari inilah yang membuat kurma berwarna agak kehitaman dan berkulit keriput tersebut menjadi incaran para jamaah.
Mengikuti teori ekonomi, Kurma Ajwa merupakan kurma dengan harga paling mahal dibandingkan kurma jenis lainnya. Menyesuaikan ukuran buah, Kurma Ajwa dibanderol dengan harga 60 riyal sampai 80 riyal untuk satu kilogramnya.
Terkait kualitas buah, di bawah Kurma Ajwa, ada jenis Kurma Ambhar. Untuk satu kilogram kurma ini, pembeli harus mengeluarkan kocek antara 35 riyal sampai 40 riyal, tergantung besar buahnya. Kalau kurma-kurma jenis lain bisa dicicipi sebelum membeli, jangan harap Anda bisa mencicipi Kurma Ajwa dan Kurma Ambhar.
Para pedagang di sana kebanyakan menyatakan haram untuk mencicipi dua jenis kurma terbaik tersebut, kecuali Anda memang benar-benar ingin membelinya. Sedangkan untuk jenis kurma lainnya, jamaah bisa membeli dengan cukup murah.
Hal yang sudah pasti, bila Anda ingin membeli kurma sebagai oleh-oleh, belilah di Madinah. Alasannya tak lain karena kurma dijual lebih murah di Madinah daripada di Makkah. Selisih harga untuk satu kilogram kurma di Madinah dengan di Makkah bisa mencapai setengah kalinya. Contoh saja untuk Kurma Ajwa ukuran kecil dengan harga sekitar 60 riyal di Madinah, maka di Makkah paling murah Anda harus mengeluarkan uang 100 riyal per kilogramnya.
Contoh lain adalah Kurma Safawi yang di Madinah hanya seharga 15 riyal per kilogram, namun di Makkah dijual dengan harga paling murah 20 riyal. ade/yus/yto
http://www.jurnalhaji.com/2009/10/22/pasar-kurma-terbesar-di-arab-saudi/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar