AL BAA'ITS (yang Membangkitkan) adalah Allah yang menghidupkan makhluk-makhluk pada hari kiamat.
'Dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang didalam kubur' [Al Hajj:7]
'Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada didalam kubur dan dilahirkan apa yang ada didalam dada, sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka' [Al Adiyat:9~11].
Kebangkitan Orang Yang Mati Adalah Kebangkitan Yang Hakiki.
Hal ini dapat diketahui kalau kita benar-benar telah mengetahui kiamat, yang merupakan salah satu bentuk paling ghaib dari pengetahuan. Kebanyakan manusia menyukai ilusi umum dan khayalan kosong mengenai hal ini. Mereka menggambarkan kematian semata-mata ketiadaan atau kebangkitan melahir sesuatu yang baru, segera setelah ketiadaan, seperti layaknya pada penciptaan yang pertama. Tidaklah mendasar apabila mereka berpikir bahwa penciptaan yang kedua sama dengan penciptaan yang pertama.
'Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-nya kepada mereka dan mereka ber girang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman' [Ali Imran:169~171].
Pengelihatan bathiniah membimbing kepada fakta bahwa manusia diciptakan untuk keabadian dan tidak ada jalan baginya untuk menjadi tiada. Pada suatu waktu, perilakunya dapat dipisahkan dari tubuhnya atau perilakunya dapat kembali ke tubuhnya dan dikatakan bahwa 'dia telah hidup dan dibangkitkan', yaitu tubuhnya telah hidup.
Dan pendapat Ahli Tahqiiq bahwa kebangkitan kembali bukanlah penciptaan kedua, tetapi sperti penciptaan yang pertama, itupun tidak benar. Karena penciptaan kedua adalah INSYA' (Penciptaan lain) yang tidak berkaitan dengan penciptaan yang pertama.
'Kami telah menentukan kematian diantara kamu dan kami sekali-kali, tidak dapat dikalahkan, untuk menggantikan kamu dengan orang-orang yang seperti kamu (dalam dunia) dan menciptakan kamu kelak (di akhirat) dalam keadaan yang tidak kamu ketahui. sesungguhnya kamu telah mengetahui penciptaan yang pertama, maka mengapakah kamu tidak mengambil pelajaran (untuk penciptaan yang kedua) ?' [Al Waaqiah:60~62].
'Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maka Mahasuci Allah, pencipta yang paling baik' [Al Mu'minuun:14].
'Kemudian sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) dihari kiamat' [Al Mu'minuun:15~16].
'Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh, katakanlah (wahai Muhammad), roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit' [Al Israa':85].
Munculnya watak kesucian (kewalian) pada orang yang memiliki sifat ini merupakan penciptaan demikian pula kenabian yang juga merupakan/semacam kebangkitan.
Penciptaan persepsi inderawi, setelah fondasi spiritual, merupakan penciptaan yang lain, sedangkan penciptaan melihat yang terjadi setelah tujuh tahun dan penciptaan akal budi setelah lima belas tahun, bisa kurang atau lebih, merupakan penciptaan lebih lanjut. Dengan demikian, setiap permulaan merupakan satu tahapan.
'Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian' [Nuh:14].
Sebagaimana pemahaman hakiki tentang melihat itu sulit bagi bayi sebelum dia mencapaitingkatan melihat dan pemahaman hakiki mengenai akal budi dan keajaiban-keajaiban yang tersingkap dalam tahapan ini, sulit sebelum mencapai tingkatan akal budi, pemahaman mengenai tahapan kewalian dan kenabianpun sulit selama ada tahapan pada akal budi. Ini karena kewalian merupakan tahap kesempurnaan yang terjadi setelah penciptaan akal budi yang merupakan tahap setelah panca indera. Oleh karena itu wajarlah orang menolak kenabian dan segala keajaiban-keajaibannya dan menolak akan adanya penciptaan yang kedua dan akhirat, karena mereka tidak melihat dan belum sampai disana.
Kebenaran kebangkitan menunjukkan yang mati dengan menciptakan mereka kembali. Kebodohan adalah sebenar-benar kematian, dan ilmu pengetahuan adalah semulia-mulia hidup. Barangsiapa yang mendidik orang dari kebodohan, sehingga orang yang di didiknya itu menjadi orang yang berpengetahuan, maka dia sudah menciptakan dan menghidupkan kembali orang tersebut sehingga hidupnya mendapat rahmat
'Para Ulama adalah ahli waris para Nabi' [Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban].
'Katakanlah (wahai Muhammad) adakah sama orang-orang yang berilmu pengetahuan dengan orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan?' [Az-Zumar:9].
'Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia. Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang beriman (juga) menyatakan demikian, tak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana' [Ali Imran:18].
'Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan' [Al Mujadilah:11]
Ibnu Abbas r.a mengatakan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan mempunyai derajat lebih tinggi sebanyak tujuh ratus derajat dibandingkan orang-orang yang beriman tanpa ilmu pengetahuan.
Jarak antara derajat yang satu dengan yang lainnya sama dengan perjalanan lima ratus tahun.
'Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hayalah para Ulama (Orang-orang yang berilmu pengetahuan)' [Fathir:28].
Imam Al-Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar