Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Postingan kali ini tentang materi dalam kehidupan rumah tangga! cukup menarik untuk kita bahas, yaitu membahas bagaimana agar pasangan suami istri bisa kompak, dalam memutuskan berbagai perkara kerumahtanggaan, selamat menyimak…..
Di dalam kehidupan rumah
tangga, tentunya kita sering mendengar adanya pertengkaran-pertengkaran kecil
antara suami istri. Hal seperti ini sebenarnya hal yang wajar, karena kita
ketahui bersama, bahwa merupakan sebuah keniscayaan, terjadinya konflik atau
pertengkaran di dalam rumah tangga. Namun yang perlu kita pahami bersama adalah
agar konflik yang terjadi, tidak menjadikan kedua pasangan suami istri semakin
saling menjauh, dan kurang adanya komunikasi yang sehat.
Maka dari sinilah, suami
maupun istri perlu memiliki bekal ilmu, dan juga kesiapan jiwa dalam menghadapi
konflik yang terjadi di dalam rumah tangga. Hal ini sangat dibutuhkan, karena
dengan ilmu yang dimilikinya, seorang suami ataupun istri, dapat saling
memahami kekurangan yang ada pada diri pasangan hidupnya, sehingga ketentraman
senantiasa hadir, walau pertengkaran kecil biasa terjadi.
Banyak sekali bentuk
konflik yang biasa terjadi di dalam rumah tangga, dan bisa kita jadikan contoh,
juga pelajaran bagi kita. Seperti halnya kita pernah mendengar ada suami yang
tidak puas dengan apa yang dilakukan istrinya, begitupun sebaliknya, istri pun
tidak puas dengan apa yang dilakukan suaminya. Akibatnya, antara suami dan
istri senantiasa saling tuntut-menuntut. Suami merasa dirinya capek karena
harus mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anak. Istri pun merasa sudah begitu
letih disibukkan oleh setumpuk pekerjaan kerumahtanggaan yang rasanya tak ada
habis-habisnya. Kalau sudah demikian, pertengkaran adalah perkara yang sangat
mudah terjadi. Rasanya tak ada lagi kebahagiaan yang mampu diharapkan dari
kebersamaannya sebagai suami-istri. Yang tersisa hanyalah kekecewaan.
Nah, mari kita renungkan
bersama, seperti apakah seharusnya menjalani kehidupan suami-istri. Tentunya
kita sadari betul, ketika kita mengawali pernikahan dulu, pastinya kedua insan
yang baru menemukan pasangan hidupnya, memiliki harapan untuk mewujudkan,
kebahagiaan, ketenangan dan kasih sayang. Namun, seringkali berbagai harapan
keindahan itu sirna ditelan oleh pertengkaran-pertengkaran, yang berawal dari
ketidakpahaman baik pihak suami maupun istri akan arti sebuah pernikahan.
Islam sebagai sebuah
aturan kehidupan telah memberi pesan kepada kita, bahwa sebuah kehidupan
suami-istri adalah kehidupan persahabatan. Kehidupan persahabatan yang terjalin
diantara suami-istri, tidak didasarkan pada ada tidaknya keuntungan ataupun
kerugian dari kebersamaan mereka. Suami sebagai sahabat sejati bagi istri,
begitupun sebaliknya, istri sebagai sahabat sejati bagi suami, dimaksudkan
untuk mewujudkan sebuah kedamaian dalam kebersamaan kehidupan yang mereka
jalani.
Islam telah memberikan
aturan, dan telah menggariskan hak dan kewajiban kepada suami ataupun istri.
Seorang suami oleh Islam telah diberikan hak untuk menduduki posisi sebagai
pemimpin rumah tangga. Namun, dengan posisi ini suami tidaklah lantas bertindak
secara otoriter bak seorang raja yang tak bisa dilanggar perintahnya. Seorang
istri berhak untuk menjawab atau menanggapi ucapan suaminya, berdiskusi
dengannya, serta membahas apa saja yang dikatakannya. Sebab pada dasarnya
keduanya adalah dua orang sahabat, bukan pihak yang memerintah dan diperintah,
bukan atasan dan bawahan.
Seperti yang kita pahami
bersama, bahwa kewajiban nafkah ada di tangan suami, sehingga secara ekonomi
seorang istri pasti sangat bergantung kepada sang suami. Meski nafkah adalah
urusan yang sangat urgen menyangkut hidup dan mati, dan suamilah yang paling
berperan dalam masalah ini, namun kondisi ini bukan berarti membolehkan suami
berlaku layaknya seorang majikan yang bebas memperlakukan istri semaunya
sendiri, menjadikannya sebagai alasan untuk berbuat semena-mena terhadap istri,
mengancam ataupun mencela istri lantaran kehidupan istri ada di tangannya.
Di dalam Islam, seorang
suami diharuskan untuk bersikap lemah lembut kepada istri, menghargai istri,
penuh kasih sayang, serta menjauhkan diri dari sikap ororiter dan semena-mena.
Dalam sebuah hadits Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan suami
agar berbuat baik kepada istrinya, pesan hadits tersebut adalah agar suami
jangan pernah mengetuk pintu rumah pada malam hari sampai wanita atau istrinya
itu menyisir rambutnya yang kusut dan istri yang ditinggal suaminya itu
mempercantik diri. Hadits ini menggambarkan betapa seorang suami diajarkan
untuk berbuat baik pada istrinya.
Sebagaimana Islam
meletakkan kewajiban nafkah di tangan suami, Islam juga sekaligus menempatkan
seorang istri sebagai penanggung jawab urusan rumah tangga suaminya. Istrilah
yang harus mengelola segala perkara yang menyangkut kerumahtanggaan dengan
sebaik-baiknya. Kita akui bersama, tugas istri tidaklah ringan, mulai dari
melayani keperluan suami, menuntaskan pekerjaan-pekerjaan rutin seperti
menyiapkan makanan sekeluarga, membereskan pakaian, merapikan rumah, menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan, sampai memegang tanggung jawab penuh dalam
pengasuhan dan pendidikan anak.
Dengan peran ini, seorang istri tidak boleh
berpikiran bahwa dirinya telah diposisikan sebagai pembantu, lantaran
jenis-jenis pekerjaan kerumahtanggaan yang dibebankan kepadanya. Para istri
jangan sampai termakan oleh anggapan-anggapan yang berkembang di masyarakat,
bahwa pekerjaan seorang istri dalam lingkungan rumah tangga dianggap pekerjaan
yang kurang bergengsi. Justru dalam kaca mata Islam, peran istri dinilai sangat
mulia. Peran istri tak pernah bisa dinilai dengan uang. Bayangkan dengan peran
yang disandangnya untuk hamil, menyusui, mengasuh, mendidik dan membesarkan
anak, perusahaan mana yang mampu menggaji pekerjaan sehebat itu…??? Jika
seorang istri memahami peran tersebut, niscaya ia akan begitu banyak bersyukur
telah dipercaya untuk mengemban peran besar tersebut.
Begitulah, Islam
memberikan koridor pembagian peran suami-istri dalam sebuah kehidupan rumah
tangga. Jika hal ini dipahami baik oleh suami maupun istri, maka pertengkaran-pertengkaran
yang terjadi di dalam rumah tangga yang akhirnya berujung saling membenci
diantara keduanyaakan jarang terjadi. Jika demikian, maka model rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah tentu akan
mudah diwujudkan.
Demikianlah, sedikit pesan yang bisa kita bahas kali ini, semoga
kehidupan suami istri yang dilalui bersama berjalan dengan semestinya seperti
halnya seorang sahabat yang selalu kompak dalam memutuskan suatu perkara dan
menjalankan tanggung jawabnya masing-masing..…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar