Selasa, 23 Oktober 2012

Kompak dalam Rumah Tanngga




Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Postingan kali ini tentang materi dalam kehidupan rumah tangga! cukup menarik untuk kita bahas, yaitu membahas bagaimana agar pasangan suami istri bisa kompak, dalam memutuskan berbagai perkara kerumahtanggaan, selamat menyimak…..

Di dalam kehidupan rumah tangga, tentunya kita sering mendengar adanya pertengkaran-pertengkaran kecil antara suami istri. Hal seperti ini sebenarnya hal yang wajar, karena kita ketahui bersama, bahwa merupakan sebuah keniscayaan, terjadinya konflik atau pertengkaran di dalam rumah tangga. Namun yang perlu kita pahami bersama adalah agar konflik yang terjadi, tidak menjadikan kedua pasangan suami istri semakin saling menjauh, dan kurang adanya komunikasi yang sehat.

Maka dari sinilah, suami maupun istri perlu memiliki bekal ilmu, dan juga kesiapan jiwa dalam menghadapi konflik yang terjadi di dalam rumah tangga. Hal ini sangat dibutuhkan, karena dengan ilmu yang dimilikinya, seorang suami ataupun istri, dapat saling memahami kekurangan yang ada pada diri pasangan hidupnya, sehingga ketentraman senantiasa hadir, walau pertengkaran kecil biasa terjadi.

Banyak sekali bentuk konflik yang biasa terjadi di dalam rumah tangga, dan bisa kita jadikan contoh, juga pelajaran bagi kita. Seperti halnya kita pernah mendengar ada suami yang tidak puas dengan apa yang dilakukan istrinya, begitupun sebaliknya, istri pun tidak puas dengan apa yang dilakukan suaminya. Akibatnya, antara suami dan istri senantiasa saling tuntut-menuntut. Suami merasa dirinya capek karena harus mencari nafkah untuk menghidupi istri dan anak. Istri pun merasa sudah begitu letih disibukkan oleh setumpuk pekerjaan kerumahtanggaan yang rasanya tak ada habis-habisnya. Kalau sudah demikian, pertengkaran adalah perkara yang sangat mudah terjadi. Rasanya tak ada lagi kebahagiaan yang mampu diharapkan dari kebersamaannya sebagai suami-istri. Yang tersisa hanyalah kekecewaan.

Nah, mari kita renungkan bersama, seperti apakah seharusnya menjalani kehidupan suami-istri. Tentunya kita sadari betul, ketika kita mengawali pernikahan dulu, pastinya kedua insan yang baru menemukan pasangan hidupnya, memiliki harapan untuk mewujudkan, kebahagiaan, ketenangan dan kasih sayang. Namun, seringkali berbagai harapan keindahan itu sirna ditelan oleh pertengkaran-pertengkaran, yang berawal dari ketidakpahaman baik pihak suami maupun istri akan arti sebuah pernikahan.

Islam sebagai sebuah aturan kehidupan telah memberi pesan kepada kita, bahwa sebuah kehidupan suami-istri adalah kehidupan persahabatan. Kehidupan persahabatan yang terjalin diantara suami-istri, tidak didasarkan pada ada tidaknya keuntungan ataupun kerugian dari kebersamaan mereka. Suami sebagai sahabat sejati bagi istri, begitupun sebaliknya, istri sebagai sahabat sejati bagi suami, dimaksudkan untuk mewujudkan sebuah kedamaian dalam kebersamaan kehidupan yang mereka jalani.

Islam telah memberikan aturan, dan telah menggariskan hak dan kewajiban kepada suami ataupun istri. Seorang suami oleh Islam telah diberikan hak untuk menduduki posisi sebagai pemimpin rumah tangga. Namun, dengan posisi ini suami tidaklah lantas bertindak secara otoriter bak seorang raja yang tak bisa dilanggar perintahnya. Seorang istri berhak untuk menjawab atau menanggapi ucapan suaminya, berdiskusi dengannya, serta membahas apa saja yang dikatakannya. Sebab pada dasarnya keduanya adalah dua orang sahabat, bukan pihak yang memerintah dan diperintah, bukan atasan dan bawahan.

Seperti yang kita pahami bersama, bahwa kewajiban nafkah ada di tangan suami, sehingga secara ekonomi seorang istri pasti sangat bergantung kepada sang suami. Meski nafkah adalah urusan yang sangat urgen menyangkut hidup dan mati, dan suamilah yang paling berperan dalam masalah ini, namun kondisi ini bukan berarti membolehkan suami berlaku layaknya seorang majikan yang bebas memperlakukan istri semaunya sendiri, menjadikannya sebagai alasan untuk berbuat semena-mena terhadap istri, mengancam ataupun mencela istri lantaran kehidupan istri ada di tangannya.

Di dalam Islam, seorang suami diharuskan untuk bersikap lemah lembut kepada istri, menghargai istri, penuh kasih sayang, serta menjauhkan diri dari sikap ororiter dan semena-mena. Dalam sebuah hadits Rosululloh shalallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan suami agar berbuat baik kepada istrinya, pesan hadits tersebut adalah agar suami jangan pernah mengetuk pintu rumah pada malam hari sampai wanita atau istrinya itu menyisir rambutnya yang kusut dan istri yang ditinggal suaminya itu mempercantik diri. Hadits ini menggambarkan betapa seorang suami diajarkan untuk berbuat baik pada istrinya.

Sebagaimana Islam meletakkan kewajiban nafkah di tangan suami, Islam juga sekaligus menempatkan seorang istri sebagai penanggung jawab urusan rumah tangga suaminya. Istrilah yang harus mengelola segala perkara yang menyangkut kerumahtanggaan dengan sebaik-baiknya. Kita akui bersama, tugas istri tidaklah ringan, mulai dari melayani keperluan suami, menuntaskan pekerjaan-pekerjaan rutin seperti menyiapkan makanan sekeluarga, membereskan pakaian, merapikan rumah, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, sampai memegang tanggung jawab penuh dalam pengasuhan dan pendidikan anak. 

Dengan peran ini, seorang istri tidak boleh berpikiran bahwa dirinya telah diposisikan sebagai pembantu, lantaran jenis-jenis pekerjaan kerumahtanggaan yang dibebankan kepadanya. Para istri jangan sampai termakan oleh anggapan-anggapan yang berkembang di masyarakat, bahwa pekerjaan seorang istri dalam lingkungan rumah tangga dianggap pekerjaan yang kurang bergengsi. Justru dalam kaca mata Islam, peran istri dinilai sangat mulia. Peran istri tak pernah bisa dinilai dengan uang. Bayangkan dengan peran yang disandangnya untuk hamil, menyusui, mengasuh, mendidik dan membesarkan anak, perusahaan mana yang mampu menggaji pekerjaan sehebat itu…??? Jika seorang istri memahami peran tersebut, niscaya ia akan begitu banyak bersyukur telah dipercaya untuk mengemban peran besar tersebut.

Begitulah, Islam memberikan koridor pembagian peran suami-istri dalam sebuah kehidupan rumah tangga. Jika hal ini dipahami baik oleh suami maupun istri, maka pertengkaran-pertengkaran yang terjadi di dalam rumah tangga yang akhirnya berujung saling membenci diantara keduanyaakan jarang terjadi. Jika demikian, maka model rumah tangga sakinah mawadah wa rahmah tentu akan mudah diwujudkan.

Demikianlah, sedikit pesan yang bisa kita bahas kali ini, semoga kehidupan suami istri yang dilalui bersama berjalan dengan semestinya seperti halnya seorang sahabat yang selalu kompak dalam memutuskan suatu perkara dan menjalankan tanggung jawabnya masing-masing..… 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar