Senin, 08 Oktober 2012

AL MAAJID | YANG MAHA MULIA


AL MAAJID (yang Maha Mulia) artinya sama dengan AL MAJIID (yang Maha Mulia), sebagaimana Al 'Aliim artinya sama denga Al 'Aalim. Hanya saja Al Majiid mengandung makna lebih keras (Mubaalaghah).





Artinya :

Dzat yang maha mulia, yaitu kemuliaanNya diatas semua makhluk-makhluNya. KemuliaanNya abadi untuk selama-lamanya dan tidak mengalami perubahan sedikitpun.

ALLAH maha Mulia dia memperlihatkan kedermawanan dan kemurahan NYA kepada orang orang yang dekat kepada NYA.

Allah memberikan kita lebih banyak dari yang kita butuhkan dan juga karunia sifat baik, yang membuat kita mampu mengerjakan perbuatan perbuatan baik. Allah akan mencintai dan memuliakan kita atas sifat yang telah DIA berikan dan memberikan imbalan kepada kita dengan mengampuni dosa dan kesalahan kita.

Dia menyembunyikan dosa dan kesalahan kita dari orang lain dan bahkan dari diri kita sendiri. Allah menerima tobat kita, melindungi hak hak kita, meringankan kesulitan kesulitan kita, menyediakan jalan bagi kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kita.

Seorang hamba yang mengingat kemurahan Allah yang maha Agung seharusnya mencintai NYA, mematuhi perintah NYA dengan ikhlas dan merasa takut kepda NYA ddengan mencintai NYA karena takut kehilangan rahmat dari Sang Kekasih .

"Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Mulia." (Qs. Hud: 73)

Kata Al-Majid terambil dari asal kata ma-ja-da, yang arti dasarnya adalah “mencapai batas maksimal.” Prestasi tertinggi yang berupa kejayaan atau kemuliaan yang merupakan puncak pencapaian sukses dan kemenangan dinamakan “majid.” Demikian juga seekor unta yang makan hingga kenyang disebut “majud.”

Dalam Al-Qur’an, kata majid bisa dijumpai dalam empat ayat. Dua ayat digunakan untuk memberi sifat Allah, sebagaimana ayat di atas, dan satu lagi adalah sebagai berikut: “Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih, yang memiliki Arsy, lagi Maha Mulia.” (Qs. Al-Buruj: 14-15)

Sedang dua ayat yang lain dipakai untuk menyifati Al-Qur’an. Dua ayat itu adalah: “Qaf. Demi Qur’an yang mulia.” (Qs. Qaf: 1) dan ayat berikut:
“Bahkan yang (didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang mulia." (Qs. Al-Buruj: 21).

Penggunaan kata majid untuk menyifati Al-Qur’an merupakan isyarat dari Allah Al-Majid (Yang Maha Mulia) bahwa jalan untuk meraih keselamatan, sukses, kejayaan, kebahagiaan, dan kemuliaan (Al-Majid) adalah mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, sebagaimana statemenNya sendiri:
“Dan sungguh, ini adalah jalanKu yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa.” (Qs. Al-An’am: 153).

Selain itu, penggunaan kata al-Majid untuk menyifati Al-Qur’an memberi pengertian bahwa Al-Qur’an adalah puncak dari segala kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Setelah Al-Qur’an tidak ada lagi wahyu yang diturunkan Allah, sebab Al-Qur’an sudah sampai pada batas tertinggi, merupakan kalam Ilahi yang tiada tandingnya lagi. Bahkan, Al-Qur’an menantang siapa pun untuk membuat yang sama, jika mampu.

Allah berfirman:
“Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.” (Qs. Al-Isra: 88).

Bagi Allah, sifat al-Majid adalah suatu yang niscaya. Menurut al-Ghazali, tidak ada seorang pun yang memiliki kombinasi dari tiga kemuliaan selain Allah. Karenanya, mustahil bagi manusia, jin, dan malaikat menyandang sifat al-Majid. Tidak ada yang mampu menggabungkan ketiga kemuliaan yang terangkum dalam kata atau sifat al-Majid. Kombinasi tiga kemuliaan (Al-Majid) itu adalah: (1) mulia DzatNya, (2) indah PerbuatanNya, dan (3) banyak anugerahNya.

Sungguh pun demikian, kita tetap berusaha untuk meneladani sifat Al-Majid semampunya. Kita berusaha untuk bersungguh-sungguh mencapai kemuliaan tanpa meminta untuk dipuji manusia, karena kemuliaan kita di depan manusia tidak berarti apa-apa di sisi Allah, sebab bagaimana pun hebatnya, di depan Allah kita adalah hamba-Nya yang hina dina.
Kita tidak bisa mengurus diri sendiri selain bergantung kepadaNya. Kita tersesat kecuali atas petunjukNya. Kita bodoh tanpa ajaranNya. Kita hina tanpa kemuliaanNya.

Yang patut kita renungkan bahwa kemuliaan itu adalah milik Allah yang dikaruniakan kepada mereka yang dikehendakiNya. Jika Dia berkehendak memuliakan seseorang, maka tidak ada kekuatan mana pun yang bisa menghalanginya.

Demikian pula sebaliknya, jika Allah menghendaki kehinaan pada diri seseorang, maka tiada kekuatan apa pun yang bisa mencegahnya, sebagaimana firmanNya: “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorangpun yang sanggup memuliakannya.” (Qs. Al-Hajj: 28).

Tidak ada salahnya jika kita berdo’a sebagaimana do’a sahabat nabi yang bernama Sa’id bin Ubadah, sebagai berikut: “Ya Allah, anugerahi aku pujian, nama baik, dan kejayaan. Ya Allah, tiada kejayaan tanpa karya, dan tiada karya tanpa kekayaan. Maka anugerahi aku kekayaan yang dapat mengantar pada pencapaian nama baik dan kejayaan.” (Hamim Thohari/esq-news.com)

* Dinukil dari Majalah Nebula (eks ESQ Magazine) Edisi 11/Tahun IV/Oktober 2008

****************************


Ya Rabb, Engkaulah yang Maha Mulia, seluruah kemuliaan dalam sifat, dzat dan perbuatan adalah milik MU, dan kami bersyukur atas segala kemuliaan yang Engkau anugerahkan kepada kami. 

Ya Rabb, bentangkan kami cahaya-cahaya kemuliaan MU agar kami pasrah hanya kepda MU dan meyakini keseluruhan MU, jadikanlah kami hamba yang taat kepada MU dan limpahkanlah cahaya kemuliaan MU, karena Engkau lah AL MAJID dan Engkaulah Maha Penolong dan Maha Membantu, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu

Ya Allah anugerahilah aku pujian, nama baik dan kejayaan.
Ya Allah tiada kejayaan tanpa karya, dan tiada karya tanpa kekayaan
(maka anugerahi aku kekayaan yang mengantar kepada pencapaian nama baik dan kejayaan).
Washallallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin Wa ‘Ala Aalihi wa shahbihi Wa sallam

Al Majiid, المجيد , Artinya: Yang Maha Mulia dan Luhur.
Keutamaan (khasiat):

Agar dicintai oleh semua anggota keluarga
Agar diberi kemuliaan, kehormatan, kesejahteraan dan kesehatan

Cara mengamalkan:

Supaya membiasakan membaca "Yaa Majiid" sebanyak 99 kali setiap hari.
Dibaca setiap selesai shalat subuh dan setelah selesai membaca lalu kedua telapak tangan ditiup 3 kali dan kemudian diusapkan ke seluruh wajah.
Insya Allah semua anggota keluarga akan mencintainya dan didalam pergaulan dihormati oleh masyarakat.


1 komentar:

  1. Mohon pencerahan untuk orang bodoh dan hina seperti saya.
    Nama Allah ada 99,
    2 diantaranya: Al Maajid & Al Majiid.
    Dari referensi yang saya baca keduanya bermakna sama "Yang Maha Mulia"
    Saya yang bodoh, mohon penjelasan.
    Terimakasih.

    BalasHapus