AL MAAJID (yang Maha Mulia)
artinya sama dengan AL MAJIID (yang Maha Mulia), sebagaimana Al 'Aliim artinya
sama denga Al 'Aalim. Hanya saja Al Majiid mengandung makna lebih keras
(Mubaalaghah).
Artinya :
Dzat yang maha mulia, yaitu kemuliaanNya diatas semua makhluk-makhluNya.
KemuliaanNya abadi untuk selama-lamanya dan tidak mengalami perubahan
sedikitpun.
ALLAH maha Mulia dia memperlihatkan kedermawanan dan kemurahan NYA kepada orang
orang yang dekat kepada NYA.
Allah memberikan kita lebih banyak dari yang kita
butuhkan dan juga karunia sifat baik, yang membuat kita mampu mengerjakan
perbuatan perbuatan baik. Allah akan mencintai dan memuliakan kita atas
sifat yang telah DIA berikan dan memberikan imbalan kepada kita dengan
mengampuni dosa dan kesalahan kita.
Dia menyembunyikan dosa dan kesalahan kita dari orang
lain dan bahkan dari diri kita sendiri. Allah menerima tobat kita, melindungi
hak hak kita, meringankan kesulitan kesulitan kita, menyediakan jalan bagi
kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kita.
Seorang hamba yang mengingat kemurahan Allah yang maha Agung seharusnya
mencintai NYA, mematuhi perintah NYA dengan ikhlas dan merasa takut kepda NYA
ddengan mencintai NYA karena takut kehilangan rahmat dari Sang Kekasih .
"Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha
Mulia." (Qs. Hud: 73)
Kata Al-Majid terambil dari asal kata ma-ja-da, yang arti dasarnya adalah
“mencapai batas maksimal.” Prestasi tertinggi yang berupa kejayaan atau
kemuliaan yang merupakan puncak pencapaian sukses dan kemenangan dinamakan
“majid.” Demikian juga seekor unta yang makan hingga kenyang disebut “majud.”
Dalam Al-Qur’an, kata majid bisa dijumpai dalam empat
ayat. Dua ayat digunakan untuk memberi sifat Allah, sebagaimana ayat di atas,
dan satu lagi adalah sebagai berikut: “Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha
Pengasih, yang memiliki Arsy, lagi Maha Mulia.” (Qs. Al-Buruj: 14-15)
Sedang dua ayat yang lain dipakai untuk menyifati
Al-Qur’an. Dua ayat itu adalah: “Qaf. Demi Qur’an yang mulia.” (Qs. Qaf: 1) dan
ayat berikut:
“Bahkan yang (didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang
mulia." (Qs. Al-Buruj: 21).
Penggunaan kata majid untuk menyifati Al-Qur’an
merupakan isyarat dari Allah Al-Majid (Yang Maha Mulia) bahwa jalan untuk meraih
keselamatan, sukses, kejayaan, kebahagiaan, dan kemuliaan (Al-Majid) adalah
mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, sebagaimana statemenNya sendiri:
“Dan sungguh, ini adalah jalanKu yang lurus. Maka
ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan menceraiberaikan
kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu
bertaqwa.” (Qs. Al-An’am: 153).
Selain itu, penggunaan kata al-Majid untuk menyifati
Al-Qur’an memberi pengertian bahwa Al-Qur’an adalah puncak dari segala kebenaran,
kebaikan, dan keindahan. Setelah Al-Qur’an tidak ada lagi wahyu yang diturunkan
Allah, sebab Al-Qur’an sudah sampai pada batas tertinggi, merupakan kalam Ilahi
yang tiada tandingnya lagi. Bahkan, Al-Qur’an menantang siapa pun untuk membuat
yang sama, jika mampu.
Allah berfirman:
“Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain.” (Qs. Al-Isra: 88).
Bagi Allah, sifat al-Majid adalah suatu yang niscaya.
Menurut al-Ghazali, tidak ada seorang pun yang memiliki kombinasi dari tiga
kemuliaan selain Allah. Karenanya, mustahil bagi manusia, jin, dan malaikat
menyandang sifat al-Majid. Tidak ada yang mampu menggabungkan ketiga kemuliaan
yang terangkum dalam kata atau sifat al-Majid. Kombinasi tiga kemuliaan
(Al-Majid) itu adalah: (1) mulia DzatNya, (2) indah PerbuatanNya, dan (3)
banyak anugerahNya.
Sungguh pun demikian, kita tetap berusaha untuk meneladani
sifat Al-Majid semampunya. Kita berusaha untuk bersungguh-sungguh mencapai
kemuliaan tanpa meminta untuk dipuji manusia, karena kemuliaan kita di depan
manusia tidak berarti apa-apa di sisi Allah, sebab bagaimana pun hebatnya, di
depan Allah kita adalah hamba-Nya yang hina dina.
Kita tidak bisa mengurus diri sendiri selain
bergantung kepadaNya. Kita tersesat kecuali atas petunjukNya. Kita bodoh tanpa
ajaranNya. Kita hina tanpa kemuliaanNya.
Yang patut kita renungkan bahwa kemuliaan itu adalah
milik Allah yang dikaruniakan kepada mereka yang dikehendakiNya. Jika Dia
berkehendak memuliakan seseorang, maka tidak ada kekuatan mana pun yang bisa
menghalanginya.
Demikian pula sebaliknya, jika Allah menghendaki
kehinaan pada diri seseorang, maka tiada kekuatan apa pun yang bisa
mencegahnya, sebagaimana firmanNya: “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka
tidak seorangpun yang sanggup memuliakannya.” (Qs. Al-Hajj: 28).
Tidak ada salahnya jika kita berdo’a sebagaimana do’a
sahabat nabi yang bernama Sa’id bin Ubadah, sebagai berikut: “Ya Allah,
anugerahi aku pujian, nama baik, dan kejayaan. Ya Allah, tiada kejayaan tanpa
karya, dan tiada karya tanpa kekayaan. Maka anugerahi aku kekayaan yang dapat mengantar
pada pencapaian nama baik dan kejayaan.” (Hamim Thohari/esq-news.com)
* Dinukil dari Majalah Nebula (eks ESQ Magazine)
Edisi 11/Tahun IV/Oktober 2008
****************************
Ya Rabb, Engkaulah yang Maha Mulia, seluruah kemuliaan dalam sifat, dzat dan
perbuatan adalah milik MU, dan kami bersyukur atas segala kemuliaan yang Engkau
anugerahkan kepada kami.
Ya Rabb, bentangkan kami cahaya-cahaya kemuliaan MU
agar kami pasrah hanya kepda MU dan meyakini keseluruhan MU, jadikanlah kami
hamba yang taat kepada MU dan limpahkanlah cahaya kemuliaan MU,
karena Engkau lah AL MAJID dan Engkaulah Maha Penolong dan
Maha Membantu, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
Ya Allah anugerahilah aku pujian, nama baik dan
kejayaan.
Ya Allah tiada kejayaan tanpa karya, dan tiada karya
tanpa kekayaan
(maka anugerahi aku kekayaan yang mengantar kepada pencapaian nama baik dan
kejayaan).
Washallallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin Wa ‘Ala Aalihi
wa shahbihi Wa sallam
Al Majiid, المجيد , Artinya: Yang Maha Mulia dan Luhur.
Keutamaan (khasiat):
Agar dicintai oleh semua anggota keluarga
Agar diberi kemuliaan, kehormatan, kesejahteraan dan
kesehatan
Cara mengamalkan:
Supaya membiasakan membaca "Yaa Majiid"
sebanyak 99 kali setiap hari.
Dibaca setiap selesai shalat subuh dan setelah selesai
membaca lalu kedua telapak tangan ditiup 3 kali dan kemudian diusapkan ke
seluruh wajah.
Insya Allah semua anggota keluarga akan mencintainya
dan didalam pergaulan dihormati oleh masyarakat.
Artinya :
Dzat yang maha mulia, yaitu kemuliaanNya diatas semua makhluk-makhluNya. KemuliaanNya abadi untuk selama-lamanya dan tidak mengalami perubahan sedikitpun.
ALLAH maha Mulia dia memperlihatkan kedermawanan dan kemurahan NYA kepada orang orang yang dekat kepada NYA.
Allah memberikan kita lebih banyak dari yang kita
butuhkan dan juga karunia sifat baik, yang membuat kita mampu mengerjakan
perbuatan perbuatan baik. Allah akan mencintai dan memuliakan kita atas
sifat yang telah DIA berikan dan memberikan imbalan kepada kita dengan
mengampuni dosa dan kesalahan kita.
Dia menyembunyikan dosa dan kesalahan kita dari orang
lain dan bahkan dari diri kita sendiri. Allah menerima tobat kita, melindungi
hak hak kita, meringankan kesulitan kesulitan kita, menyediakan jalan bagi
kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kita.
Seorang hamba yang mengingat kemurahan Allah yang maha Agung seharusnya mencintai NYA, mematuhi perintah NYA dengan ikhlas dan merasa takut kepda NYA ddengan mencintai NYA karena takut kehilangan rahmat dari Sang Kekasih .
Seorang hamba yang mengingat kemurahan Allah yang maha Agung seharusnya mencintai NYA, mematuhi perintah NYA dengan ikhlas dan merasa takut kepda NYA ddengan mencintai NYA karena takut kehilangan rahmat dari Sang Kekasih .
"Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha
Mulia." (Qs. Hud: 73)
Kata Al-Majid terambil dari asal kata ma-ja-da, yang arti dasarnya adalah “mencapai batas maksimal.” Prestasi tertinggi yang berupa kejayaan atau kemuliaan yang merupakan puncak pencapaian sukses dan kemenangan dinamakan “majid.” Demikian juga seekor unta yang makan hingga kenyang disebut “majud.”
Kata Al-Majid terambil dari asal kata ma-ja-da, yang arti dasarnya adalah “mencapai batas maksimal.” Prestasi tertinggi yang berupa kejayaan atau kemuliaan yang merupakan puncak pencapaian sukses dan kemenangan dinamakan “majid.” Demikian juga seekor unta yang makan hingga kenyang disebut “majud.”
Dalam Al-Qur’an, kata majid bisa dijumpai dalam empat
ayat. Dua ayat digunakan untuk memberi sifat Allah, sebagaimana ayat di atas,
dan satu lagi adalah sebagai berikut: “Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha
Pengasih, yang memiliki Arsy, lagi Maha Mulia.” (Qs. Al-Buruj: 14-15)
Sedang dua ayat yang lain dipakai untuk menyifati
Al-Qur’an. Dua ayat itu adalah: “Qaf. Demi Qur’an yang mulia.” (Qs. Qaf: 1) dan
ayat berikut:
“Bahkan yang (didustakan itu) ialah Al-Qur’an yang
mulia." (Qs. Al-Buruj: 21).
Penggunaan kata majid untuk menyifati Al-Qur’an
merupakan isyarat dari Allah Al-Majid (Yang Maha Mulia) bahwa jalan untuk meraih
keselamatan, sukses, kejayaan, kebahagiaan, dan kemuliaan (Al-Majid) adalah
mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an, sebagaimana statemenNya sendiri:
“Dan sungguh, ini adalah jalanKu yang lurus. Maka
ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan menceraiberaikan
kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu
bertaqwa.” (Qs. Al-An’am: 153).
Selain itu, penggunaan kata al-Majid untuk menyifati
Al-Qur’an memberi pengertian bahwa Al-Qur’an adalah puncak dari segala kebenaran,
kebaikan, dan keindahan. Setelah Al-Qur’an tidak ada lagi wahyu yang diturunkan
Allah, sebab Al-Qur’an sudah sampai pada batas tertinggi, merupakan kalam Ilahi
yang tiada tandingnya lagi. Bahkan, Al-Qur’an menantang siapa pun untuk membuat
yang sama, jika mampu.
Allah berfirman:
“Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur’an ini, mereka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama
lain.” (Qs. Al-Isra: 88).
Bagi Allah, sifat al-Majid adalah suatu yang niscaya.
Menurut al-Ghazali, tidak ada seorang pun yang memiliki kombinasi dari tiga
kemuliaan selain Allah. Karenanya, mustahil bagi manusia, jin, dan malaikat
menyandang sifat al-Majid. Tidak ada yang mampu menggabungkan ketiga kemuliaan
yang terangkum dalam kata atau sifat al-Majid. Kombinasi tiga kemuliaan
(Al-Majid) itu adalah: (1) mulia DzatNya, (2) indah PerbuatanNya, dan (3)
banyak anugerahNya.
Sungguh pun demikian, kita tetap berusaha untuk meneladani
sifat Al-Majid semampunya. Kita berusaha untuk bersungguh-sungguh mencapai
kemuliaan tanpa meminta untuk dipuji manusia, karena kemuliaan kita di depan
manusia tidak berarti apa-apa di sisi Allah, sebab bagaimana pun hebatnya, di
depan Allah kita adalah hamba-Nya yang hina dina.
Kita tidak bisa mengurus diri sendiri selain
bergantung kepadaNya. Kita tersesat kecuali atas petunjukNya. Kita bodoh tanpa
ajaranNya. Kita hina tanpa kemuliaanNya.
Yang patut kita renungkan bahwa kemuliaan itu adalah
milik Allah yang dikaruniakan kepada mereka yang dikehendakiNya. Jika Dia
berkehendak memuliakan seseorang, maka tidak ada kekuatan mana pun yang bisa
menghalanginya.
Demikian pula sebaliknya, jika Allah menghendaki
kehinaan pada diri seseorang, maka tiada kekuatan apa pun yang bisa
mencegahnya, sebagaimana firmanNya: “Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka
tidak seorangpun yang sanggup memuliakannya.” (Qs. Al-Hajj: 28).
Tidak ada salahnya jika kita berdo’a sebagaimana do’a
sahabat nabi yang bernama Sa’id bin Ubadah, sebagai berikut: “Ya Allah,
anugerahi aku pujian, nama baik, dan kejayaan. Ya Allah, tiada kejayaan tanpa
karya, dan tiada karya tanpa kekayaan. Maka anugerahi aku kekayaan yang dapat mengantar
pada pencapaian nama baik dan kejayaan.” (Hamim Thohari/esq-news.com)
* Dinukil dari Majalah Nebula (eks ESQ Magazine)
Edisi 11/Tahun IV/Oktober 2008
****************************
Ya Rabb, Engkaulah yang Maha Mulia, seluruah kemuliaan dalam sifat, dzat dan perbuatan adalah milik MU, dan kami bersyukur atas segala kemuliaan yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Rabb, Engkaulah yang Maha Mulia, seluruah kemuliaan dalam sifat, dzat dan perbuatan adalah milik MU, dan kami bersyukur atas segala kemuliaan yang Engkau anugerahkan kepada kami.
Ya Rabb, bentangkan kami cahaya-cahaya kemuliaan MU
agar kami pasrah hanya kepda MU dan meyakini keseluruhan MU, jadikanlah kami
hamba yang taat kepada MU dan limpahkanlah cahaya kemuliaan MU,
karena Engkau lah AL MAJID dan Engkaulah Maha Penolong dan
Maha Membantu, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu
Ya Allah anugerahilah aku pujian, nama baik dan
kejayaan.
Ya Allah tiada kejayaan tanpa karya, dan tiada karya
tanpa kekayaan
(maka anugerahi aku kekayaan yang mengantar kepada pencapaian nama baik dan kejayaan).
(maka anugerahi aku kekayaan yang mengantar kepada pencapaian nama baik dan kejayaan).
Washallallahu ‘Ala sayyidina Muhammadin Wa ‘Ala Aalihi
wa shahbihi Wa sallam
Al Majiid, المجيد , Artinya: Yang Maha Mulia dan Luhur.
Keutamaan (khasiat):
Agar dicintai oleh semua anggota keluarga
Agar diberi kemuliaan, kehormatan, kesejahteraan dan
kesehatan
Cara mengamalkan:
Supaya membiasakan membaca "Yaa Majiid"
sebanyak 99 kali setiap hari.
Dibaca setiap selesai shalat subuh dan setelah selesai
membaca lalu kedua telapak tangan ditiup 3 kali dan kemudian diusapkan ke
seluruh wajah.
Insya Allah semua anggota keluarga akan mencintainya
dan didalam pergaulan dihormati oleh masyarakat.
Mohon pencerahan untuk orang bodoh dan hina seperti saya.
BalasHapusNama Allah ada 99,
2 diantaranya: Al Maajid & Al Majiid.
Dari referensi yang saya baca keduanya bermakna sama "Yang Maha Mulia"
Saya yang bodoh, mohon penjelasan.
Terimakasih.