Allah adalah AL BAAQIY
(yang Maha Kekal) dan keberadaan-Nya itu sendiri adalah wajib. Apabila
pikiran mengaitkannya dengan masa yang akan datang, disebut abdai dan
bila dikaitkan dengan masa lalu, disebut Qadim (Azali).
Yang
abadi adalah sedemikian rupa, sehingga gambaran keberadaannya ke masa
mendatang tidak ada akhirnya. Hanya benda yang berubah-ubah sajalah yang
ikut ambil bagian dalam masa lalu dan masa mendatang, karena masa lalu
dan masa mendatang hanya merupakan ungkapan sementara.
Hanya
perubahan atau gerak yang ikut ambil bagian dalam waktu, karena gerak
terbagi menjadi masa lalu dan mendatang, dan segala yang
berubah-ubahikut ambil bagian dalam waktu melalui perubahannya, yaitu
gerak. Jadi apapun yang tidak tersentuh perubahan dan gerak, ia tidak
dalam waktu dan masa lalu atau masa mendatang. Dan juga tidak memiliki
bagian didalamnya, sehingga tidak ada bedanya dengan abadi. Ini karena
masa lalu dan masa mendatang hanya nyata ketika hal-hal baru akan
terjadi.
Segala
sesuatu terjadi susul-menyusul sehingga dapat dibagi menjadi yang lalu
dan tidak ada lagi yang sekarang dan masih berjalan dan pembaruan,
perpanjangan, pengulangan yang diharapkan. Dengan begitu sejauh tidak
ada pembaruan atau tidak ada akhir maka tidak ada waktu.
Allah
yang Maha Benar ada sebelum waktu itu ada, Dzat-Nya sama sekali tidak
berubah. Sebelum Dia menciptakan waktu, waktu sudah tidak berlaku
bagi-Nya dan setelah menciptakan waktu, keadaan-Nya tetap sama seperti
sebelumnya.
`Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan` (Ar Rahmaan:27)
`Janganlah
kamu sembah di samping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain. tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. tiap-tiap sesuatu pasti
binasa, kecuali Allah. baginyalah segala penentuan dan hanya
kepada-Nyalah kamu dikembalikan` (Al-Qashash:88).
Imam Al-Ghazali
http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=201:al-baaqiy-yang-maha-kekal&catid=47:asma-allah&Itemid=419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar