Senin, 08 Oktober 2012

AL MUHYI | AL MUMII


AL  MUHYI |  AL MUMIIDAL MUHYI (yang Maha Menghidupkan) dan AL MUMIIT (yang Maha Mematikan) adalah Allah yang mewujudkan. Bila objeknya hidup, membuatnya disebut menghidupkan. Jika objeknya mati, melakukannya disebut mematikan. Tidak ada yang menciptakan mati dan hidup ,kecuali Allah Azza wa Jalla. Beberapa petunjuk makna "HIDUP" dapat dilihat pada sifat Allah AL BAA'ITS (yang membangkitkan). 


Hidup adalah suatu kenyataan dari kebijakan Allah Azza wa Jalla. Dia adalah pencipta dan pemberi kehidupan ini. Tak ada satupun yang ada dengan sendirinya dan tak ada manusia yang dapat menciptakan dirinya sendiri ataupun manusia lain. 

Hidup adalah sesuatu yang sangat mahal dan berharga, dan tidak ada seorang manusia normalpun mau kehilangan hidupnya. Memang ada orang yang berputus asa dalam kehidupannya, lalu bunuh diri, tetapi ia kemudian ingin mendapatkan hidupnya kembali, dengan pengertian hidup untuk kedua kalinya, maka Allah Al Muhyi tidak akan mengembalikannya kedunia, karena Allah dan Islam tidak membenarkan perbuatan yang membinasakan dirinya sendiri, Walaupun Allah AL Muhyi mampu untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati. Apabila Allah memberikan kehidupan kepada manusia, Allah juga memberikan persiapan hidup dan kemampuan yang besar pada diri manusia itu dan juga membebani manusia dengan beberapa kewajiban tertentu. 

Allah memberikan pertolongan kepada manusia untuk menyempurnakan maksud-maksud yang sebenarnya dari hidup ini yaitu membantu manusia mempleajari seni dan kreatifitas untuk menikmatiras `hidup`, dengan mengikuti petunjuk yang diberikan Allah Azza wa Jalla dan syariat Nabi dan Rasul-Nya Muhammad Saw. 

Hidup ini karena Allah dan manusia adalah Khalifah Allah di bumi yang terpercaya untuk berbuat kebaikan dan bekerja keras dengan mengikuti perintah Allah sepenuhnya dan bertanggung jawab kepada-Nya. 

Hidup ini ibarat sebuah perjalanan, yang dimulai dari suatu tempat tertentu dan berakhir pada tempat tertentu pula. Dalam perjalanannya manusia akan sampai pada suatu masa yang disebut masa depan yaitu kehidupan yang abadi, hendaklah hidup yang sekarang ini dianggap sebagai masa peralihan dan harus menyempurnakannya untuk berbuat hal-hal yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Ini karena bila masa untuk meninggalkan dunia telah tiba, ia sama sekali tidak dapat menolaknya, meskipun satu detik saja.

Islam telah menggariskan suatu sistem yang sempurna dari prinsip-prinsip yang mempertunjukkan kepada manusia bagaimana caranya menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, apa yang harus dikerjakan dan apa yang harus ditinggalkan, apa yang harus diambil dan apa yang harus dihindarkan. Seluruh manusia datang dari Allah dan tidak ada keraguan sedikitpun bahwa semua akan kembali kepada-Nya. 

`Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)` (02-Al Baqarah:281). 

 
Imam Al-Ghazali


 http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=230:al-muhyi-al-mumiid&catid=47:asma-allah&Itemid=419

Tidak ada komentar:

Posting Komentar