Allah adalah AL MUTA'AALI (yang Maha Tinggi). Arti dan maknanya sama dengan AL 'ALIYY, meskipun bentuknya diperkuat.
`Allah
mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan
rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada
sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang
nampak; yang Maha Besar lagi Maha Tinggi` (Ar Ra'd:8~9).
AL 'ALIYY
Al
Aliyy (yang Maha Tinggi) adalah Allah yang diatas kedudukan-Nya ada
lagi kedudukan lain dan semua kedudukan berada dibawah-Nya, ini karena
'Tinggi' berasal dari ketinggian. Segala bentuk yang memiliki sifat
diatas dalam hal tempat, maka dia memiliki tempat yang tinggi. Demikian
pula segala sesuatu yang ada diatas dalam hal kedudukan, dia memiliki
kedudukan yang tinggi.
Tingkatan-tingkatan
yang rasional dipahami seperti tingkatan-tingkatan yang nyata.
Tingkatan rasional adalah perbedaan antara 'sebab' dan 'akibat',
'perantara' dan 'penerima', 'sempurna' dan 'tidak sempurna'. Objek-objek
tidak dibagi menjadi tingkatan yang berbeda-beda menurut akal budi.
Yang Maha Tinggi berada pada tingkatan tertinggi dalam tingkatan yang
berbeda-beda itu, sehingga mustahil ada tingkatan diatas-Nya, karena
sesungguhnya Dia adalah Al Aliyy.
Segala
sesuatu selain Dia bisa tinggi berdasarkan perbandingan dengan apa yang
ada dibawahnya, dan bisa rendah berdasarkan perbandingan dengan apa
yang ada diatasnya. Segala yang ada dibagi menjadi 'yang hidup dan yang
mati'. Makhluk hidup dibagi menjadi makhluk yang hanya memiliki persepsi
indrawi saja (binatang) dan makhluk yang memiliki persepsi rasional dan
persepsi indrawi.
Makhluk
yang mempunyai persepsi rasional dibagi menjadi mereka yang menentang
hawa nafsu dan amarahnya, menentang apa yang mereka ketahui (manusia)
dan mereka yang persepsinya bebas dari penentangan yang mempersulit
seperti itu. Sementara mereka yang bebas dibagi menjadi apa yang
menderita, namun memiliki pengamanan dari hal itu, seperti Malaikat.
Adapun yang mustahil menderita adalah Allah Azza wa Jalla.
Dari
pembagian tersebut, para Malaikat berada diatas manusia dan manusia
berada diatas binatang, Allah Azza wa Jalla berada diatas segalanya,
karena Dia inggi secara mutlak. Dia hidup dan pemberi kehidupan, Maha
Mengetahui, pencipta ilmu Ulama, mengatasi segala bentuk ketidak
sempurnaan. Sesungguhnya makhluk-makhluk yang mati itu ditempatkan
ditempat yang serendah-rendahnya tingkatan diantara berbagai tingkatan
kesempurnaan, sementara tidak ada yang lebih tinggi kecuali Allah Azza
wa Jalla.
Arasy
adalah makhluk yang paling tinggi diantara makhluk-Nya, sebuah objek
yang sama sekali tidak dapat diperkirakan dalam pengertian batas-batas
makhluk dan ukurannya, karena berada diatas segala makhluk dalam
tingkatannya.
Jika
Hasywiyyah (orang-orang yang menafsirkan al-Qur'an dan hadits secara
harfiah/kasar) ditanya 'Bagaimana dua orang yang terkemuka duduk dalam
majelis-majelis resmi ? '. Orang ini akan mengatakan 'yang ini duduk
diatas yang itu', padahal mereka hanya duduk bersebelahan, dia hanya
duduk diatas jika dia duduki kepalanya, atau disuatu tempat yang
dibangun diatasnya. Kalau ada orang yang membantahnya, bahwa dia hanya
duduk disebelahnya atau disampingnya, maka orang tersebut akan
mengatakan 'yang dimaksud dengan hal itu adalah derajatnya', setiap
tatanan memiliki dua ujung, 'diatas' pada satu ujung dan 'dibawah' pada
ujung lainnya.
Maka
Mustahil manusia dapat mencapai derajat yang tinggi tanpa adanya
derajat yang lebih tinggi, dan itu adalah Nabi Muhammad Saw, tetapi
derajat Nabi Saw tidak tinggi bila dibandingkan dengan ketinggian yang
mutlak, yaitu Allah Azza wa jalla. Allah dengan sifat Yang Maha Tinggi,
ketinggiannya bukan karena perbandingan, tetapi karena keniscayaan,
yaitu bukan kaitannya dengan sesuatu yang ada sebagai kemungkinan
perbandingan.
'(Kuasa
Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang
hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah,
itulah yang bathil. Dan sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Tinggi
lagi Maha Besar' [Al hajj:62/Luqman:30]
'Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar' [Asy Syuura:4]
'Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. kepunyaan-nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat
memberi Syafa'at di sisi Allah tanpa izin-nya. Allah mengetahui apa-apa
yang dihadapan mereka dan dibelakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-nya. Kursi Allah
meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara
keduanya dan Allah maha tinggi lagi maha besar' [Al Baqarah:255]
'Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana' [Asy Syuura:51].
'Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar' [saba:23].
'Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar' [An Nisaa:34].
Imam Al-Ghazali
http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=217:al-mutaaali-yang-maha-tinggi&catid=47:asma-allah&Itemid=419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar