AR RASYIID
(Yang Maha Pandai/Maha Tepat Tindakan-Nya) adalah Allah yang
rencana-rencana-Nya disusun untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya menurut
cara-cara bertindak yang disetujui tanpa petunjuk seorang penasehat atau
arahan seorang pengarah atau bimbingan seorang pembimbing.
Setiap
orang yang mendapat bimbingan yang benar, adalah kalau dirinya mendapat
pengarahan dari akal yang benar dalam rencana-rencana yang dibuatnya
untuk menyesuaikan dirinya dengan kehendak Allah Azza wa Jalla, baik
dalam maksud-maksudnya, kewajiban-kewajiban keagamaannya maupun
urusan-urusan duniawinya.
Sifat
Allah 'AR RASYIID' mirip dengan sifat 'AL HAKIIM'. Al Hakim adalah yang
menempatkan segala sesuatu pada tempatnya dan demikian juga AR RASYIID,
yakni yang benar lagi tepat dalam perbuatan-Nya, serta lurus dan mulus
penanganan-Nya. Namun, keduanya berbeda, karena sifat 'Rusyd' yang
disandang oleh Rasyiid, memberi kesan terpenuhinya sifat ini dalam diri
penyandangnya, bermula dari dirinya, sebelum yang lain.
`Dan
ketahuilah olehmu bahwa dikalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia
menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan
mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci
kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang
yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana` (49-Al Hujuraat:7~8)
Ayat
ini menerangkan bahwa AR RAASYIDUUN adalah mereka yang diberi anugerah
oleh Allah Azza wa Jalla beruparasa cinta kepada keimanan, sehingga
mentaati Rasulullah Saw dan istiqomah dalam ketaatannya, disertai rasa
hormat dan kagum kepada Beliau yang menghasilkan dorongan untuk
menteladaninya.
Mereka
adalah yang menilai keimanan sebagai hiasan hidupnya, sehingga tidak
ada sesuatu bagi mereka yang lebih indah dan berharga, bahkan menyamai
dan mendekati nilai keimanannya. Selain itu, merekapun sangat membenci
kekufuran, yaitu segala sesuatu yang menutupi kesucian, kemurnian
akal,dan juga membenci kefasikan, yaitu sikap dan ucapan yang mengantar
pada pengingkaran agamadan berbuat kedurhakaan, yaitu dengan keengganan
melaksanakan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya.
`Maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (02-Al Baqarah:186)
`Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya)` (04-An Nisaa:59)
`Katakanlah:
"jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Katakanlah: "taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu
berpaling, maka sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir" (03-Ali Imran:31~32)
`Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalamnya
dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurakai Allah
dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah
memasukkannya kedalam api Neraka sedang ia kekal didalamnya dan baginya
siksa yang menghinakan` (04-An Nisaa:13~14).
Imam Al-Ghazali
http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=199:ar-rasyiid-yang-maha-pandai&catid=47:asma-allah&Itemid=419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar