Senin, 08 Oktober 2012

AR RASYIID | YANG MAHA PANDAI


AR RASYIID | YANG MAHA PANDAIAR RASYIID (Yang Maha Pandai/Maha Tepat Tindakan-Nya) adalah Allah yang rencana-rencana-Nya disusun untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya menurut cara-cara bertindak yang disetujui tanpa petunjuk seorang penasehat atau arahan seorang pengarah atau bimbingan seorang pembimbing.
 
 
Setiap orang yang mendapat bimbingan yang benar, adalah kalau dirinya mendapat pengarahan dari akal yang benar dalam rencana-rencana yang dibuatnya untuk menyesuaikan dirinya dengan kehendak Allah Azza wa Jalla, baik dalam maksud-maksudnya, kewajiban-kewajiban keagamaannya maupun urusan-urusan duniawinya.
 
Sifat Allah 'AR RASYIID' mirip dengan sifat 'AL HAKIIM'. Al Hakim adalah yang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya dan demikian juga AR RASYIID, yakni yang benar lagi tepat dalam perbuatan-Nya, serta lurus dan mulus penanganan-Nya. Namun, keduanya berbeda, karena sifat 'Rusyd' yang disandang oleh Rasyiid, memberi kesan terpenuhinya sifat ini dalam diri penyandangnya, bermula dari dirinya, sebelum yang lain.
 
`Dan ketahuilah olehmu bahwa dikalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. Sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana` (49-Al Hujuraat:7~8)
 
Ayat ini menerangkan bahwa AR RAASYIDUUN adalah mereka yang diberi anugerah oleh Allah Azza wa Jalla beruparasa cinta kepada keimanan, sehingga mentaati Rasulullah Saw dan istiqomah dalam ketaatannya, disertai rasa hormat dan kagum kepada Beliau yang menghasilkan dorongan untuk menteladaninya.
 
Mereka adalah yang menilai keimanan sebagai hiasan hidupnya, sehingga tidak ada sesuatu bagi mereka yang lebih indah dan berharga, bahkan menyamai dan mendekati nilai keimanannya. Selain itu, merekapun sangat membenci kekufuran, yaitu segala sesuatu yang menutupi kesucian, kemurnian akal,dan juga membenci kefasikan, yaitu sikap dan ucapan yang mengantar pada pengingkaran agamadan berbuat kedurhakaan, yaitu dengan keengganan melaksanakan perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya.
 
`Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (02-Al Baqarah:186)
 
`Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya)` (04-An Nisaa:59)
 
`Katakanlah: "jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, maka sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir" (03-Ali Imran:31~32)
 
`Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalamnya dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalam api Neraka sedang ia kekal didalamnya dan baginya siksa yang menghinakan` (04-An Nisaa:13~14).
 
Imam Al-Ghazali



http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=199:ar-rasyiid-yang-maha-pandai&catid=47:asma-allah&Itemid=419
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar