Senin, 29 Oktober 2012

SAKIT DALAM PANDANGAN ISLAM


  
Tidak ada orang yang ingin ditimpa penyakit. Meskipun demikian ternyata ada maksud tertentu dari Allah atas penyakit yang diderita hamba-Nya. Dalam buku Panduan Menghadapi Sakit dan Kematian karya Ahmad Yani, disebutkan terdapat lima keutamaan sakit menurut Islam: 

1. Menghapus Dosa,

Ini merupakan keutamaan yang besar dari Allah Swt karena dengan sakit yang diderita oleh seorang muslim, dosa yang pernah dilakukannya bisa terhapus karena penderitaannya dalam menghadapi penyakit menjadi kafarat (penebus) dosanya,

Rasulullah Saw bersabda:
“Tiada seorang mu’min yang rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyaki tatau kesedihan (kesusahan) sampai duri yang menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya” (HR. Bukhari). 


2. Tetap Mendapatkan Pahala Dari Amal Kebaikan Yang Biasa Dilakukannya Diwaktu Sehat

Hal ini karena ia tidak bisa menjalankan amal kebaikan itu bukan karena ia tidak mau, tetapi karena ia dalam keadaan sakit. misalnya kalau kita biasa ke masjid untuk shalat berjamaah, tentu kita mendapatkan pahala yang besar, setiap langkahnya diangkat baginya satu derajat dan dihapuskan satu kesalahannya kemudian malaikat akan terus mengucapkan shalawat (memintakan ampunan) kepadanya, selama dia masih berada di ruangan shalat tersebut , namun pada saat kita sakit tentu tidak bisa ke masjid tapi kita tetap mendapat pahalanya.

Rasulullah Saw bersabda:
“Apabila salah seorang hamba sakit atau bepergian (safar), maka Allah mancatat pahalanya seperti pahala amal yang dikerjakannya sewaktu ia tidak bepergian atau sehat.” (HR. Bukhari).

Di dalam hadist lain, Rasulullah Saw bersabda yang menguatkan hadits di atas:
“Apabila seorang hamba sakit sedang dia biasa melakukan suatu kebaikan, maka Allah berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi hamba-Ku pahala seperti yang biasa ialakukan ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah). 


3. Memperoleh Pahala Kebaikan

Segala sesuatu yang terjadi pada manusia pasti ada hikmahnya. Seorang muslim yang sabar dalam menghadapi penyakit maka baginya pahala kebaikan.

Rasulullah Saw bersabda:
“Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Bukhari).

Di dalam hadits lain yang senada tentang ini, Rasulullah Saw bersabda:
Barangsisapa dikehendaki oleh Allah kebaikan baginya, maka dia (diuji) dengan suatu musibah. (HR. Bukhari). 


4. Memperoleh Derajat Yang Tinggi di Sisi Allah SWT

Hal ini karena di dalam surga ada derajat tertentu yang harus dicapai, bila seorang muslim tidak mampu mencapainya dengan suatu amal, maka ia bisa memperoleh derajat yang tinggi itu dengan musibah atau penyakit yang dideritanya, misalnya mati syahid merupakan kematian yang sangat mulia, dia bisa dicapai dengan cara berperang di jalan Allah dan mati pada saat peperangan itu, namun bila seseorang ingin memperoleh kematian yang mulia itu, tapi perang di jalan Allah secara fisik tidak terjadi, maka ia tetap bisa mendapatkan derajat mati syahid dengan penyakit yang menimpa sehingga menyebabkan kematiannya,

Rasulullah saw bersabda: 

“Wabah adalah syahadah (mati syahid) bagi setiap muslim.”(HR. Bukhari)

Di dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda:
“Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya, maka Allah menguji dan mencobanya agar dia dapat mencapai derajat itu.” (HR. Thabrani) 


5. Memperoleh Ganjaran Berupa Surga

Manakala seorang muslim menghadapi penyakit dengan penuh kesabaran, misalnya penyakit yang sangat menyulitkan penderitanya dalam kehidupan ini seperti buta matanya,

Rasulullah saw bersabda:
“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku ganti kedua matanya itu dengan surga.” (HR. Ahmad).

Dengan demikian, meskipun tidak menyenangkan, sakit merupakan ujian yang dapat memberikan keutamaan dan manfaat yang besar, baik bagi si penderita maupun keluarganya. Oleh karena itu, penyakit harus dihadapi dengan sikap, pemikiran dan prilaku yang positif. Ingat hukum Law of Attraction, kalau kita selalu berlaku positif, maka yang hal positif tersebut InsyaAllah akan datang ke kita. Misalnya ketika sakit kita berpikiran dan memasukkan ke alam bawah sadar “sehat, kuat, sabar!!”. Maka hal tersebut dapat mempercepat kesembuhan kita.


Hikmah Sakit

Sakit adalah kondisi yang tidak diinginkan oleh semua orang. Setiap orang ingin selalu sehat dan berupaya menjaga kesehatan. Namun, sakit kadang mesti diterima sebagai takdir dan cobaan. Setiap Muslim wajib percaya Allah SWT yang menurunkan penyakit, dan hanya Dia yang MahaKuasa menyembuhkan.

Rasulullah SAW bersabda,
”Berobatlah, Allah tidak mengadakan penyakit melainkan Ia mengadakan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Sahabat bertanya, ‘Penyakit apakah?’ Dijawab, ‘penyakit karena tua’.” (HR Ahmad).

Sakit yang menimpa manusia mengandung hikmah di sisi Allah SWT. 

”Setiap cobaan apa saja yang menimpa seorang Muslim, sampai sebuah tusukan duri, adalah karena salah satu dari dua sebab, yakni karena Allah hendak mengampuni kesalahannya yang tidak dapat diampuni melainkan dengan cobaan itu, atau Allah hendak memberi suatu kemuliaan yang tidak dapat dicapainya kecuali melalui cobaan itu.” (HR Ibnu Abi Dunya).

Dalam buku Etika Kedokteran dalam Islam karya Dr H Ali Akbar, diuraikan kewajiban orang sakit, yaitu berobat, mematuhi nasihat dan petunjuk dokter, sabar dan jangan gelisah, ingat kepada Allah SWT, menyadari hikmah sakit, bertobat, tetap berpengharapan sembuh, berwasiat (jika sakit keras), dan berbaik sangka kepada Allah SWT.

Islam juga mewajibkan berobat bila sakit. Sementara sang dokter diwajibkan mengobati pasien. Segala penyakit yang diderita seseorang tetap ada harapan untuk sembuh dengan izin Allah SWT tentunya, kecuali penyakit karena gejala umur yang disebut syaikhukhah dan sakit menjelang ajal.

Seorang ahli patologi terkemuka Inggris, Christine Galpin, mengatakan, ”Ilmu pengetahuan sangat sedikit mengetahui tentang ketuaan dan kematian.” Demikian pula dengan Imam Al-Qurthubi dalam kitabnya Tadzkirah Rahasia Kematian mengatakan, kematian adalah kafarat bagi seorang Muslim.

Dalam pengertian tersebut, sakit yang diderita seorang Mukmin menjelang akhir hayatnya dapat dipandang sebagai tanda Mahakasih Allah SWT. 

Diriwayatkan dari Abu Nu’aim bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

”Sesungguhnya seorang Mukmin yang melakukan kesalahan lalu diperberat (sakitnya) pada saat kematian, niscaya kesalahannya itu dihapuskan. Seorang kafir yang melakukan kebajikan, dipermudah kematiannya sebagai balasan kebajikan yang telah dilakukannya.”

Mengunjungi dan mendoakan orang sakit sangat dianjurkan dalam Islam. 

”Bila kalian berada dekat orang sakit atau baru meninggal dunia, ucapkanlah yang baik-baik, karena sesungguhnya malaikat akan mengaminkan apa-apa yang kalian ucapkan ketika itu.” (HR Muslim).
Selanjutnya patut diperhatikan makna hadis berikut, ”Janganlah salah seorang kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sedang berbaik sangka kepada Allah.” (HR Bukhari dan Muslim).



1 komentar:

  1. Assalamu'alaikum ..
    Artikel yang bagus mas. Ijin copy and share juga.
    Semoga bermanfaat buat kita semua . Aamiin :-)

    BalasHapus