AL HASIIB (Yang Maha Membuat perhitungan/Yang Maha Mencukupi) adalah Allah yang mencukupi karena Dia adalah yang dibutuhkan dari apa yang dimiliki-Nya. Allah-lah yang mengukur segala sesuatu, dan Dia yang mencukupinya. Mustahil jika sifat ini dimiliki oleh selain daripada diri-Nya. Tidak ada eksistensi yang dapat mencukupi eksistensi lainnya, kecuali Allah Azza wa jalla.
Sesungguhnya hanya Dia-lah yang sanggup mencukupi segalanya, karena segala sesuatu menjadi ada karena Dia. Allah Maha Pencipta maka Dia pulalah yang sanggup mencukupi ciptaan-Nya, dengan menciptakan makanan, minuman, langit dan bumi, sehingga sebenarnya hanya Dia-lah yang sebenarnya dibutuhkan oleh Makhluk-makhluk.
'Dan Cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan' [An Nisa:6 ; Al Ahzab:39]
'Apabila kamu diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu' [An Nisa:86]
'Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji Sawipun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami menjadi pemberi Perhitungan' [Anbiyaa':47]
Meskipun seseorang dapat memenuhi kebutuhan bayinya dengan senantiasa memperhatikannya atau memenuhi kebutuhan muridnya dengan medidiknya sedemikian rupa sehingga sang murid tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain, dia tidak lain hanyalah sarana untuk memnuhi kebutuhan dan bukanlah yang memenuhi kebutuhan.
Allah azza wa jalla yang memenuhi kebutuhan, karena manusia tidak dapat hidup dengan kekuatan sendiri maka manusia tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan manusia lainnya.
Tingkatan terendah tindakan memerlukan pelaku dan penerima. Hal ini hanya terpenuhi dalam diri Allah azza wa jalla, karena sesungguhnya Dia menciptakan tindakan dan juga menciptakan tempat yang akan menerima tindakan, syarat-syarat yang berkenaan dengan penerimannya dan apapun yang disekitarnya. Bisa saja orang berpaling secara spontan dan tanpa mempertimbangkan situasi di sekelilingnya, danmemandang bahwa hanya pelaku itu sajalah yang dapat memenuhi tugas itu.
Sesungguhnya buah keagamaan bagi manusia adalah hanya Allah sajalah yang dapat memenuhi kebutuhannya, dalam kaitannya dengan dengan niat dan kehendaknya, sehingga yang diinginkannya hanyalah Allah azza wa jalla, dia tidak menginginkan Surga dan hatinyapun tidak disibukkan dengan Neraka, sehingga dia berusaha mewaspadainya.
'Dan mereka berkata, dan cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik penolong. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah dan Allah mempunyai karunia yang besar' [Ali Imran:173~174].
Imam Al-Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar