AL MAANI'
(yang Maha Mencegah/Maha Pelindung) adalah Allah yang melawan
sebab-sebab kehancuran dan kemerosotan dalam urusan keagamaan dan
duniawi dengan cara menciptakan sebab-sebab untuk melindungi (lihat bab
'AL HAFIDZ' (yang Maha Pemelihara/Pelestari).
Melestarikan
ini mencakup melindungi dan menolak sehingga siapapun yang memahami
makna 'AL HAFIDZ', dia akan memahami makna 'AL MAANI'. Hal ini karena
melindungi berkaitan dengan keterbatasan dari kehancuran dan inilah
tujuan puncak dari melindungi.
Melindungi
diperlukan untuk melestarikan, sedangkan melestarikan, tidak diperlukan
untuk melindungi, tetapi setiap pelindung tidak mesti melestarikan,
kecuali bila itu adalah pelindung mutlak, yang melawan semua kehancuran
dan kemerosotan, sehingga pelestarian tetap tercapai.
AL HAFIDZ
Adalah Allah yang Maha Sempurna penjagaan-Nya, Memahami makna 'Menjaga', dipahami dengan dua jalan:
(1)-Melestarikan eksistensi makhluk-makhluk yang ada dan menopangnya.
Allah
azza wa jalla adalah pelestari langit dan bumi, para Malaikat, dan
makhluk-makhluk yang ada, berusia panjang arau pendek, seperti yang
terjadi pada binatang, tumbuhan dan lain sebagainya. Yang lebih nyata
diantaranya ialah melestarikan dengan melindunginya dari hal-hal yang
berlawanan atau bertentangan satu sama lain.
Air
memadamkan api, apai mengubah air menjadi uap yang kemudian menjadi
udara, berarti yang satu menguasai yang lainnya. Benda atau makhluk bumi
yang lain tersusun dari elemen-elemen yang saling berlawanan, jelaslah
bahwa binatang membutuhkan panas alamiah untuk kelanjutan kehidupannya,
dan juga membutuhkan cairan untuk memelihara tubuhnya (darah dll),
binatangpun membutuhkan kekeringan agar bagian-bagian tertentu tetap
bersatu (tulang dll).
Allah
memadukan unsur-unsur yang berlawanan tersebut dalam kulit manusia dan
binatang, tumbuhan dan makhluk lainnya. Jika Dia tidak memelihara
pertentangan-pertentangan tersebut maka tidak ada satupun makhluk yang
hidup di alam semesta ini. Sungguh Allah telah menjaga
makhluk-makhluk-Nya dengan dengan melunakkan kekuatan-kekuatan mereka.
(2)-Dia
menjaga manusia dari dua pertentangan yang saling mengatasi, dengan
memberi kekuatan kepada yang diatasi sehingga dapat menghadapi apa yang
mengatasinya. Misalnya 'panas', yang selalu melahap kelembaban dan
membuatnya menjadi kering.
Dingin
dan lembab menjadi lemah ketika panas dan kering berkuasa, namun unsur
itu menjadi lemah ketika harus menghadapi unsur 'air'. Jika Manusia
tidak terjaga, maka mereka akan musnah oleh unsur-unsur luar, misalnya
manusia yang buruk, manusia yang suka berperang dll.
Dia
Menciptakan manusia dengan anggota tubuhnya untuk mempertahankan diri
dari unsur luar, misalnya telinga, mata, tangan dll. Setiap tetes air
ada pelindungnya yang melindunginya dari udara yang bertentangan
dengannya. Bila air yang berubah menjadi udara dan udara yang
bertentangan dengannya akan meniadakan sifat basah dari air. Jika kita
mencelupkan jari kedalam air, kemudian mengangkatnya maka akan kita
dapati tetesan air di ujung jari yang tidak terjatuh. Apabila tetesan
air tersebut terjatuh maka udara akan segera mengubahnya menjadi udara.
Hal ini bukanlah karena tetesan air tersebut melestarikan dirinya dengan
mengetahui kelemahan dan kekuatannya, akan tetapi tetesan itu dijaga
oleh Malaikat yang diperintahkan Allah menjaganya.
Dalam
satu hadits, diriwayatkan bahwa tidak ada setetes hujanpun yang jatuh
tanpa disertai oleh Malaikat untuk menjaganya sampai ia jatuh
dipermukaan bumi. Pengelihatan bathin dan wawasanlah yang sanggup
melihat hal tersebut.
'Dan Tuhanmu Maha Pemelihara sesuatu' [Saba':21]
'Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya' [Al Hijr:9]
'Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para Penyayang' [Yusuf:64]
Manusia
dapat disebut Hafiidz (menjaga) jika ia menjaga anggota badan dan
hatinya, serta menjaga kehidupan imannya agar tidak diserang amarah dan
bujukan hawa nafsu, tipuan diri dan bisikan setan. Sesungguhnya manusia
berada ditepi jurang yang curam yang tidak berdasar, yang dikelilingi
bahaya-bahaya yang membawa kehancuran bagi dirinya.
'Katakanlah (hai orang-orang Mu'min), Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami' [Al Baqarah:136]
'Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, Malaikat-malaikat, kitab-kitab, Nabi-nabi dan memberikan harta
yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan Shalat, dan
menunaikan zakat dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan
dalam peperangan. mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa' [Al Baqarah:177]
'Katakanlah; kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami (untuk diamalkan)' [Ali Imran:84]
'Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata ; kami beriman kepada ayat-ayat Mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami' [Ali Imran:7].
'(yaitu)
orang-orang yang berdoa; ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
Neraka'[Ali Imran:16].
'Dan jika kamu beriman dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar' [Ali Imran:179].
'Berimanlah kalian kepada Allah, kepada hari akhir, dan mengimani takdir yang baik dan buruk dari Allah'. 'Ya
Rasulullah, katakanlah kepadaku ucapan (yang terpenting) mengenai
Islam, setelah itu aku tidak akan menanyakan lagi hal itu kepada
siapapun' (Al Baghawi).
Rasulullah Saw bersabda : Ucapkanlah, aku telah beriman kepada Allah, kemudia istiqomah (mantap dan luruslah). Sufyan bin abdullah bertanya kepada Rasulullah Saw : Apakah yang paling tuan khawatirkan dariku. Rasulullah Saw menunjuk kearah lidah Beliau sendiri, seraya berucap 'Ini!'
'Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah. Kemudian mereka
tetap istiqomah (mantap dan lurus keimanannya), maka tak ada
kekhawatiran apapun pada mereka, dan merekapun tidak pula bersedih hati' [Al-Ahqaf:13].
Rasulullah Saw bersabda: 'Barangsiapa
yang merasakan adanya bisikan (waswas), hendaklah ia mengucapkan:
AAMANTU BILLAAHI WA RUSULIHI (Aku beriman kepada Allah dan para
Rasul-Nya), tiga kali. Maka sesungguhnya ucapan ini akan menyingkirkan
setan' [Ibnu Sunni]
Rasulullah Saw bersabda: 'Hati-hatilah
engkau, jangan sekali-kali engkau mengucapkan AKU BERIMAN KEPADA Allah
DAN MENGIMANI HARI AKHIR, dengan lisanmu, tetapi engkau melengahkan
hakikat kebenarannya'. 'Diantara manusia ada
yang mengatakan KAMI BERIMAN KEPADA Allah DAN HARI KEMUDIAN, padahal
mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman' [Al Baqarah:8].
'Mereka
adalah orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah),
yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah
berbuat mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah
orang-orang Mu'min itu' [At Taubah:112].
Rasulullah Saw bersabda: 'Hamba
Allah tidaklah beriman sebelum ia mengimani takdir yang baik dan yang
buruk adalah dari Allah dan sebelum ia menyadari bahwa kemalangan yang
menimpanya bukan untuk mebuatnya bersalah dan yang membuatnya bersalah
bukan untuk menimpakan kemalangan atas dirinya' [Tirmidzi].
Rasulullah Saw bersabda: 'Barangsiapa
diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklahia mengubah dengan
tangannya. Jika tak mampu, hendaklah ia mengubah dengan lisannya (dengan
kata-kata). Jika tak mampu, hendaklah ia mengubah dengan hatinya. Yang
demikian itu adalah iman yang paling lemah' (Muslim).
Rasulullah Saw bersabda: 'Tiga perkara, jika semuanya ada pada diri seseorang, berarti sempurna imannya:
(1)-Orang yang ridha (puas) namun keridhaannya tidak memasukkan dirinya kedalam kebathilan.
(2)-Orang yang marah, namun kemarahannya tidak mengeluarkan dirinya dari kebenaran.
(3)-Dan orang yang sanggup (membalas), tetapi lebih suka memberi maaf' [Abu Hurairah r.a]
Rasulullah Saw bersabda: 'Barangsiapa
yang mencintai (sesuatu) karena Allah, membenci sesuatu karena Allah,
memberi sesuatu karena Allah, dan tidak memberi karena juga Allah. Ia
adalah orang yang beriman sempurna' [Abu Daud].
Rasulullah Saw bersabda: 'Orang
muslim ialah mereka yang lidah dan tangannya dirasakan aman oleh kaum
muslimin. Dan orang Mu'min ialah mereka yang orang lain merasa jiwa dan
hartanya aman dari gangguannya' [Tirmidzi].
Rasulullah Saw bersabda: 'Orang Mu'min yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya'
Rasulullah Saw bersabda: 'Apabila
kalian melihat orang Mu'min yang pendiam dan anggun, dekatilah dia.
Karena sesungguhnya dia orang yang beroleh hikmah' Rasulullah Saw
bersabda: 'Orang Mu'min tidak akan disengat dua kali dari satu lubang'.
'Bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang beriman, supaya
kamu beruntung' [An Nur:31]
'Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri' [Al Baqarah:222].
'Hai orang-orang yang beriman, Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya' [At tahrim:8].
Imam Al-Ghazali
http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=206:al-maani-yang-maha-pencegah&catid=47:asma-allah&Itemid=419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar