Allah adalah AN NUUR
(yang Maha Bercahaya/Maha Pemberi Cahaya) yang tampak. Dia-lah yang
menyebabkan segala sesuatu menjadi kelihatan. Apa yang kelihatan itu
sendiri dan apa yang membuat benda-benda lain kelihatan disebut NUUR.
Eksistensi
adalah lawan ketiadaan dan apa yang kelihatan tidak mungkin terlihat,
kecuali berkaitan dengan eksistensi karena tiada kegelapan yang lebih
gelap daripada ketiadaan. Apa yang bebas dari kegelapan ketiadaan, dan
bahkan dari kemungkinan ketiadaan dan yang menarik segala sesuatu dari
kegelapan ketiadaan menuju perwujudan eksitensi, patut disebut cahaya.
Eksistensi
adalah cahaya yang mengalir kesegala sesuatu dari cahaya Dzat-Nya,
karena Dia adalah pemberi cahaya langit dan bumi. Karena tidak ada satu
atom dari cahaya matahari itu sendiri yang tidak membawa sesuatu ke
eksistensi matahari yang menyinarinya, tidak ada satu atom dari
wujud-wujud di langit dan di bumi dan apa yang ada diantaranya, yang
tidak membawa sesuatu dengan kemungkinan eksistensinya, yang harus ada
yang mewujudkan mereka. Untuk mempermudah memahami makna cahaya lihat
kembali sifat 'ADZ DZAAHIR'
`Allah
(pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah,
adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita
besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang
bercahaya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang
banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah
timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat(nya) yang minyaknya
(saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya
diatas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa
yang Dia kehendaki dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi
manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu` (24-An Nuur:35).
Imam Al-Ghazali
http://fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=204:an-nuur-yang-maha-pemberi-cahaya&catid=47:asma-allah&Itemid=419
Tidak ada komentar:
Posting Komentar