AL KABIIR adalah Allah yang memiliki kebesaran, yaitu kebesaran dengan kesempurnaan Dzat. Kesempurnaan eksistensi terbagi menjadi dua:
(1)-Allah itu abadi. setiap yang ada, yang sebelumnya tidak ada, atau setelah itu menjadi tidak ada, yang disbutkan seperti itu tidaklah sempurna. Maka 'Kabiir' digunakan dalam keadaan 'Adziim' tidak digunakan. Dia adalah yang eksistensinya abadi dan bagi-Nya mustahil kefanaan.
(2)-Eksistensi Allah azza wa jalla adalah eksistensi yang memunculkan eksistensi setiap yang 'wujud (ada)'. Jadi sesuatu yang eksistensinya itu sendiri sempurna disebut sempurna dan kabiir (besar), Dia yang dari eksistensi-Nya muncul segala yang wujud adalah lebih patut disebut sempurna dan kabiir.
Allah adalah kekal abadi, Dia awal yang tanpa permulaan dan akhir yang tanpa akhir. Tidak dapat digambarkan oleh akal pikiran, apalagi dalam kenyataan, bahwa Dia pernah tiada, dan suatu ketika akan tiada. Allah adalah Dzat yang wajib wujud-Nya, berbeda dengan makhluk yang wujudnya didahului oleh ketiadaan. Dia adalah sumber dari wujud, karena setiap yang maujud pasti ada yang mewujudkannya.
'(Kuasa Allah) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang bathil, dan sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar' [Al Hajj:62]
Orang akan mencapai kesempurnaan sebagai hamba-Nya jika ia berakal, berpengetahuan dan saleh. Orang yang besar dalah Ulama yang membimbing umat manusia dan dia yang menjadi teladan, yang dari ilmu dan kecemerlangannya, orang lain mendapatkan pelajaran.
'Seorang yang berilmu dan beramal disebut besar di kerajaan langit' [Isa a.s].
Imam Al-Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar