Asy Syakuur (yang Maha Menerima Syukur, Yang Maha Membalas Suyukur hamba-hamba-Nya) adalah Allah yang memberi balasan pahala berlipat ganda bagi pelaku kebajikan/ketaatan yang sedikit, dan memberikan kebahagiaan yang tidak terbatas di akhirat.
Dia yang memberikan pahala yang berlipat ganda bagi satu perbuatan baik yaitu bersyukur atas perbuatan hamba-Nya. Siapapun yang menghargai seseorang yang berbuat satu kebajikan, juga dinamakan bersyukur.
'Didalam Surga yang tinggi, buah-buahannya dekat. (kepada mereka) dikatakan: Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu' [Al Haaqqah:22~24]
Allah azza wa jalla memuji perbuatan hamba-hamba-Nya. Dia memuji pekerjaannya sendiri, karena sesungguhnya perbuatan hamba-hamba-Nya itu adalah ciptaan-Nya. Jika orang diberi sesuatu kemudian berterima kasih dan memuji Allah Ta'ala, berarti ia telah bersyukur. Demikian pula si pemberi yang memuji si penerima, dia bahkan lebih patut dinamakan bersyukur.
'Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang Mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar' [Al-Ahzab:35]
'Dia adalah sebaik-baik hamba. sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya)' [ Shaad:30]
'Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri' [faathiir:30]
'Sesungguhnya Allah maha pengampun lagi Maha Mensyukuri' [Asy Syuura:23]
'Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik niscaya Allah melipat gandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu dan Allah maha pembalas jasa lagi maha penyantun' [At Taghabun:17]
Seorang yang bersyukur kepada manusia lain, dengan memujinya atas perbuatan baik kepada dirinya, kemudian pada saat lain ia memberi imbalan kepadanya melebihi pemberian yang diterimanya, maka ia telah melakukan hal yang terpuji.
Rasulullah Saw bersabda: Tiada bersyukur kepada Allah orang tidak berterima kasih (bersyukur) kepada manusia' [Tirmidzi]
Rasulullah Saw bersabda: Orang yang paling banyak bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla adalah orang yang paling banyak berterima kasih (bersyukur) kepada sesama manusia' [Thabrani]
Rasulullah Saw bersabda: Bila seseorang berbuat kebajikan kepada kalian, balaslah!, jika tidak mampu membalasnya, doakanlah ia sehingga ia mengetahui bahwa engkau telah membalasnya. Sesungguhnya Allah itu Maha Pembalas Jasa yang mencintai orang-orang yang bersyukur' [Thabrani]
Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang diberi kebajikan hendaklah ia membalas kebajikan itu. Jika tidak mampu sebutkanlah kebajikan itu karena sesungguhnya orang yang menyebut kebajikan berarti telah berterima kasih kepada pemberinya. Dan barangsiapa yang merasa kenyang dari hal yang belum diberikan, tak ubahnya sebagai orang yang mengenakan dua baju kebohongan [Ahmad dan Thabrani]
Mengenakan dua baju kebohongan adalah ibarat orang yang diduga baik, ternyata sebaliknya, yakni ia telah berbohong dan menjadi pendusta.
Rasulullah Saw bersabda: 'Apabila seseorang berkata kepadamu JAZAAKALLAAHU KHAIRAN (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), sungguh orang itu telah memujimu dan berterima kasih kepadamu dengan sebaik-baiknya' [Thabrani]
Imam Ghazali berkata: Sejauh menyangkut bersyukurnya manusia kepada Allah, itu hanya dapat dilakukan dengan perluasan dan secara kiasan. Dengan demikian, jika manusia memuji pujaannya belumlah memadai, karena pujian itu untuk Allah tidak terhitung. Jika ia melakukan ketaatan, ketaatannya merupakan rahmat dari Allah kepada dirinya. Sesungguhnya kebersyukuran itu sendiri adalah hal yang menyusul rahmat yang disyukurinya.
Sebaik-baik bentuk tasyakur atas rahmat Allah adalah dengan memanfaatkan rahmat tersebut, dalam bentuk mentaati-Nya, bukan untuk mendurhakai-Nya. Keberhasilan merupakan karunia Allah kepada hambanya agar hamba-Nya dapat bersyukur kepada-Nya.
'Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih' [Saba:13]
Ada 3 cara bersyukur:
(1)-Bersyukur dengan hati.
(2)-Bersyukur denga lisan (ucapan).
(3)-bersyukur dengan semua anggota badan.
Bersyukur dengan hati ialah perasaan bersyukur atas dasar kesadaran bahwa semua nikmat adalah dari Allah azza wa jalla.
'Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya)'[AnNahl:53]
Bersyukur dengan lisan ialah banyak mengucap puji syukur kepada Allah azza wa jalla,
Rasulullah Saw bersabda: 'Apabila seseorang mengucapkan ALHAMDULILLAH satu kali niscaya ucapan itu akan meliputi semua yang berada diantara langit dan bumi. Bila mengucapkan ALHAMDULILLAH yang kedua kalinya, niscaya akan meliputi semua yang berada diantara tujuh petala langit hingga bumi. Bila mengucapkan ALHAMDULILLAH yang ketiga kalinya, Allah akan berfirman :Mohonlah, engkau akan Aku beri'
Rasulullah Saw bersabda : 'Sesungguhnya Allah merihai hamba-Nya yang setiap menyantap makanan, ia bertahmid (memuji syukur) kepada Allah atas makanan yang dimakannya, dan bertahmid setiap meminum minuman yang diteguknya'
Bila mengucapkan ALHAMDULILLAH yang ketiga kalinya, Allah akan berfirman :Mohonlah, engkau akan Aku beri'.
Rasulullah Saw bersabda: 'Sesungguhnya Allah merihai hamba-Nya yang setiap menyantap makanan, ia bertahmid (memuji syukur) kepada Allah atas makanan yang dimakannya dan bertahmid setiap meminum minuman yang diteguknya'
Termasuk bersyukur dengan lisan ialah percakapan tentang nikmat Allah, menerangkan bukti-bukti nikmat-Nya dan menyebar luaskan pengertian mengenai kebenaran bahwa semua nikmat adalah dari karunia Allah azza wa jalla.
'Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)' [Adh Dhuha:11]
'Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu' [Luqman:14]
Adapun bersyukur dengan semua anggota badan (jawarih) ialah berbuat amal kebajikan (amal saleh), sebagaimana banyak ditekankan didalam kitab suci Al-Qur'an.
Imam Al-Ghazali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar