Sabtu, 06 Oktober 2012

AL HALIIM | YANG MAHA PENYANTUN




Al Haliim (Yang Maha Penyantun) adalah sifat Allah yang mengawasi kedurhakaan para pendurhaka, menyaksikan pembangkangan, namun Allah tidak terdorong untuk murka, karena amarah tidak menguasai-NYA dan memberi penangguhan tetapi tidak mengabaikan.

Apabila Al Haliim terangkai dengan Al Ghafuur (yang Maha Pengampun), merupakan isyarat bagi manusia bahwa sangsi yang ditangguhkanpun masih dapat diampuni-NYA.

Apabila Al Halim Terangkai dengan Al Aliim (Yang Maha Mengetahui), merupakan isyarat kepada manusia bahwa apa saja yang dilakukannya Allah mengetahuinya dan apa yang diketahui Allah maka manusia tidak mengetahuinya, agar pelaku-pelaku dosa tidak ingkar terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Apabila Al Halim terangkai dengan Al Ghani (Yang Maha Kaya/Tidak Membutuhkan Sesuatupun), mengisyaratkan kepada manusia bahwa Allah tidak membutuhkan pelaku-pelaku dosa, namun merekalah yang membutuhkan " Kasih Sayang Allah ", sebagai jalan keselamatan.

Apabila Al Haliim dirangkaikan dengan Asy Syakuur (Yang Maha Mensyukuri), mengisyaratkan manusia bahwa Syukur Allah kepada hambanya dengan penangguhan sangsi-Nya, agar pelaku dosa mempunyai kesempatan untuk bertaubat Dan memperbaiki diri dan Allah tidak mengabaikan keburukan-keburukan pelaku dosa sebelum pertaubatan dilaksanakan oleh pelaku dosa.

Manusia diharapkan mengadopsi sifat "Haliim", karena sifat santun merupakan salah satu sifat baik manusia, misalnya jika menerima ancaman maka berdoalah untuk keselamatan, jika dimaki orang maka mohonlah ampunan kepada Allah jika makiannya benar dan mohonkanlah ampunan baginya kepada Allah jika makiannya tidak benar.

'Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya DIA tidak akan meninggalkan diatas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun, tetapi Allah menangguhkan siksaan mereka' [Fathiir:45].


Imam Al-Ghazali


Tidak ada komentar:

Posting Komentar