Jumat, 05 Oktober 2012

AS SAMII’U | YANG MAHA MENDENGAR


AS SAMII'U adalah Allah yang tidak ada sesuatu apapun yang dapat didengar terlepas dari pendengaran-Nya, meski sesuatu itupun tersembunyi atau ghaib. Dia mendengar rahasia-rahasia atau bisikan-bisikan dan bahkan apa yang lebih lembut dan lebih ghaib dari itu.

Dia mendengar pujian yang memuji-Nya dan memberi mereka pahala dan juga permohonan yang mendesak dari mereka yang berdoa dan menjawabnya.

Dia mendengar tanpa menggunakan alat pendengar karena Dia berbuat tanpa anggota badan dan berbicara tanpa lidah.

Apabila anda memuliakan yang Maha Mendengar diatas perubahan-perubahan yang terjadi pada-Nya, ketika suara yang dapat didengar dan meninggikan Dia diatas pendengaran dengan telinga atau peralatan, Anda akan menyadari bahwa mendengar sejauh Dia yang Maha Mendengar adalah sama dengan suatu sifat. Dengan sifat ini, kesempurnaan sifat segala sesuatu yang terdengar tersingkapkan. Barangsiapa yang tidak menghiraukan masalah ini, dia akan terjatuh dalam ciri-ciri benda mati sejati.

'Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui' 
[Al Maaidah:76]

'Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui'
[Al Anfaal:61, Yusuf:34, Asy Syu'ara:220, Fush Shilat:36, Ad-Dukhan:6]

'Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Lagi Maha Melihat' 
[Al Israa':1, Al Mu'min:56]

'Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat' [Al Mu'min:20]

'Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat' 
[Asy Syura:11]

Sejauh menyangkut panca indera, manusia dapat mendengar namun tidak hanya suara-suara didekatnya. Selain itu ditangkapnya suara-suara itu melalui organ-organ yang tidak luput dari kecacatan. Jika tersembunyi atau ghaib, suara tersebut tidak dapat didengar atau jika suara jauh, suara itupun tidak dapat didengar dan jika keras, pendengarannya dapat rusak hingga suara sirna.

Perolehan Keagamaan manusia, yaitu mengetahui bahwa Allah Azza wa Jalla mendengar sehingga ia dapat menjaga lidahnya. Mengetahui bahwa Allah hanya menciptakan pendengaran agar dirinya mendengarkan firman-Nya dan kitab-Nya yang agung yang telah diturunkan-Nya, petunjuk menuju jalan-Nya yang lurus.

Imam Al-Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar