Jumat, 05 Oktober 2012

AL BASHIIR | YANG MAHA MELIHAT


Adalah Allah yang menyaksikan segala sesuatu sedemikian rupa sehingga tidak ada yang tersembunyi atau jauh dari-Nya, sekalipun berada dibawah bumi. Pengelihatan-Nya yang agung, tidak bergantung pada biji mata dan kelopak mata, dan juga tidak bergantung pada kesan citra dan warna pada Dzat-Nya.

Semua itu hanya berkesan pada biji mata manusia karena merupakan bentuk perubahan dan pengaruh yang memerlukan eksistensi. Allah berada diatas itu, dalam kasus melihat, sama dengan suatu sifat, yang melalui sifat ini kesempurnaan sifat-sifat segala yang terlihat dapat tersingkapkan. Itu lebih jelas dibandingkan dengan apa yang dapat ditangkap (persepsi) pengelihatan yang terbatas.

'Tidakkah Dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatan ?'  [Al 'Alaq:14]

'Dia tidak dapat dicapai oleh pengelihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan dan Dia-lah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui' 
[Al An'aam:103]

'Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan' 
[Al Baqarah:96, Ali Imran:163, Al Maaidah:71]

'Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu'  [Al Mulk:19]

'Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat'  [An Nisa:58].

Sejauh menyangkut panca indera, dimilkinya juga sifat melihat ini oleh manusia memang nyata, namun pengelihatannya itu lemah dan tidak sempurna, karena tidak dapat menjangkau apa yang jauh dan juga tidak dapat menembus bagian dalam apa yang dekat.

Manusia mendapat dua keuntungan keagamaan:

(1)-Menyadari bahwa Allah menciptakan pengelihatan agar kita memperhatikan ayat-ayat mulia dan keajaiban-keajaiban kerajaan langit di bumi, sehingga perhatian kita menjadi peringatan.

(2)-Menyadari bahwa kita dilihat oleh Allah, didengar oleh-Nya, bahkan Dia tahu sepenuhnya tentang kita. Hal ini karena siapapun yang menyembunyikan apa yang tidak dapat disembunyikan dari yang selain Allah, berarti dia meremehkan pengawasan Allah.

Dengan demikian, takut kepada Allah merupakan salah satu buah mengimani sifat ini. Betapa jahat bahkan biadab dan celakanya orang yan melakukan kedurhakaan, sementara dirinya tahu bahwa Allah melihatnya.

Imam Al-Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar