AS SALAAM (Yang Maha
Sejahtera) adalah sifat Allah yang bebas dari sifat kerusakan dan kecacatan
(aib). Sifat-sifat-Nya jauh dari ketidak sempurnaan dan perbuatan-perbuatan-Nya
tidak ternodai dengan keburukan-keburukan.
Imam Al-Ghazali
______________________________________________
“Di surga mereka
memperoleh buah-buahan dan memperoleh apa yang mereka minta. Kepada mereka
dikatakan, “Salam.” Sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang Mahapenyayang.” (QS Yassin: 57-58)
Mahasejahtera, begitu besar nama-Nya.
Dalam surat Yassin di atas, yang Mahasejahtera mengucapkan salam pada
hamba-hamba-Nya. Salam yang ditujukan sebagai ucapan selamat, telah lulus dan
lolos dalam kehidupan yang penuh uji dan coba.
As Salam, Dialah yang menyelamatkan
hamba-hamba-Nya dari segala mara bahaya. Membebaskan dari kesulitan dan
kelemahan. Membebaskan dari kekurangan dan kefakiran.
Dialah Allah, yang Mahasalam, yang
Mahasejahtera. Sifat-sifatnya terhindar dari warna cemar. Tak ada yang sejahtera,
tanpa dinisbahkan pada nama-Nya. Tak ada yang sempurna, tanpa melibatkan
nama-Nya.
Karenanya wahai para hamba, jangan
pernah bersandar pada pohon yang akan kering dan tumbang. Jangan pernah
bergantung pada dahan yang melemah dan patah. Jangan pula bersandar pada
manusia, sesungguhnya ia akan menjadi rapuh dan tua pula. Jangan pula bergantung
pada sistem yang lahir dari pikiran fana, karena ia juga akan mengalami
kadaluarsa. Gantungkan lah diri pada yang Mahatinggi. Sandarkan lah jiwa pada
yang Mahaperkasa.
Membahasahi lidah dengan kata
sederhana, as Salam akan mengundang pertolongan-Nya. Mereka yang menyebut-Nya
akan damai hatinya. Allah adalah tempat berlindung makhluk dari segala rasa
tidak aman dan berbagai jenis kejahatan. Dia Mahamenyembuhkan. Dia Mahasempurna
yang akan melengkapi segala gundah manusia dengan segala kekurangannya.
Maka dzikirkanlah as Salam untuk
menaklukkan hawa nafsu yang bertengger dipundak kita. Dan jadilah tuan atas
nafsu, bukan menjadi budak pada nafsu.
Herry Nurdi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar